Yerusalem, MINA – Delapan pemukim Israel tewas pada Jumat (27/1) malam dalam serangan penembakan, di pemukiman ilegal Israel di Nabi Yacob, yang dibangun di atas tanah milik desa Beit Hanina di wilayah Palestina di utara kota Yerusalem yang diduduki, media Israel mengkonfirmasi.
Dikatakan, delapan pemukim telah tewas, sementara yang lain terluka, setelah seorang pria bersenjata melepaskan tembakan yang diduga sebagai aksi balasan terhadap sembilan warga Palestina yang syahid pada Kamis kemarin akibat serangan tentara pendudukan ke Jenin, Tepi Barat. Sebagaimana dikutip dari Sheehab, Sabtu, (28/1).
Polisi Israel menembak seorang pemuda Palestina yang diidentifikasi bernama Khairi Alqam (21) setelah mengklaim dia melakukan serangan penembakan tersebut. Setelahnya, pasukan pendudukan menutup pemukiman dan jalan menuju Beit Hanina.
Perlu diketahui, pemukiman Nabi Yacoub adalah salah satu pemukiman ilegal pendudukan Israel yang dibangun di tanah Palestina, berdekatan dengan kota Al-Ram dan Beit Hanina, Yerusalem yang berdampak mempersulit kehidupan warga Palestina dengan pelecehan, pembunuhan, dan pengepungan selama ini.
Baca Juga: Zionis Israel Serang Pelabuhan Al-Bayda dan Latakia, Suriah
Media Ibrani mengungkapkan detail operasi perlawanan Yerusalem, yang mengakibatkan 8 tewas pada Jumat malam, dan menggambarkannya sebagai operasi paling berbahaya dalam 10 tahun terakhir. Rinciannya meliputi identitas pelaku, cara melakukan operasi, dan foto pistol yang digunakannya untuk melakukan operasi, yang disebut paling berbahaya dalam 10 tahun terakhir.
Disebutkan bahwa Alqam keluar dari mobil yang dia tumpangi dan mulai menembaki orang yang lewat, sekitar 100 meter dari sebuah sinagoga di Yerusalem. Setelah itu, Alqam bergerak untuk menembak pemukim lain, sebelum bentrok dengan polisi dan gugur. Laporan lain menyebutkan, pelaku operasi menyergap dan menembak pemukim ketika mereka keluar dari sinagog.
Perdana Menteri pemerintah pendudukan, Benjamin Netanyahu, dikabarkan juga mengunjungi lokasi serangan balasan tersebut setelah apa yang dikatakan sumber-sumber Israel bahwa dia telah berkonsultasi dengan dinas keamanan yang datang setelah serangan itu.
Sementara komandan polisi pendudukan di Yerusalem menganggap operasi penembakan itu adalah salah satu serangan paling sulit yang pernah disaksikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Majelis Umum PBB akan Beri Suara untuk Gencatan Senjata ‘Tanpa Syarat’ di Gaza
Menurut media, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat sehubungan dengan insiden tersebut. Kemudian, media Israel mengutip Menteri Pertahanan yang mengatakan, “Kami akan bertindak tegas dan tanpa kompromi melawan Pelaku serangan Yerusalem, dan kami akan menjangkau semua yang terlibat.”
Dia menambahkan bahwa dia telah menginstruksikan untuk mempersiapkan kemungkinan pengembangan lapangan lainnya untuk melindungi pemukiman. Pada gilirannya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, mengomentari insiden tersebut, bahwa ia telah berulang kali berbicara tentang perlunya de-eskalasi, membenarkan kecamannya atas penargetan warga sipil, dan operasi itu dilakukan sehari setelah pembantaian yang dilakukan oleh pendudukan Israel di kamp Jenin, yang mengakibatkan kematian 9 warga Palestina dan menciderai 20 orang lainnya, sementara faksi perjuang Palestina berjanji akan menanggapi serangan tersebut. (T/B03/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sudah 66 Hari Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara