Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BUDAYAWAN ISLAM : PEMUDA ADALAH MOTOR PENGGERAK PERKEMBANGAN ISLAM

IT MINA - Ahad, 22 Maret 2015 - 15:54 WIB

Ahad, 22 Maret 2015 - 15:54 WIB

720 Views

Agus Sunyoto saat menjadi pembicara pada Pengajian Bulanan Suluk Maleman, Pati, Jawa Tengah, Sabtu (21/3) malam. (Foto: Kemenag)
<a href=

Agus Sunyoto saat menjadi pembicara pada Pengajian Bulanan Suluk Maleman, Pati, Jawa Tengah, Sabtu (21/3) malam. (Foto: Kemenag)" width="300" height="210" /> Agus Sunyoto saat menjadi pembicara pada Pengajian Bulanan Suluk Maleman, Pati, Jawa Tengah, Sabtu (21/3) malam. (Foto: Kemenag)

Pati, 02 Jumadil Akhir 1436/ 22 Maret 2015 (MINA)- Budayawan Islam Nusantara yang juga penulis buku Atlas Walisongo, Agus Sunyoto mengatakan, pada awal Islam para pemuda lah yang menjadi motor penggerak perkembangan Islam.

“Sahabat Ali bin Abu Thalib, masuk Islam saat berusia 13 tahun. Sementara sahabat Nabi SAW yang paling tua adalah Abu Bakar Asyiddiq, yakni berusia 38 tahun,” kata Agus saat menjadi pembicara pada Pengajian Bulanan Suluk Maleman, Pati, Jawa Tengah, Sabtu  (21/3) malam. Seperti siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad.

Agus mengatakan, kalangan tua lah yang menolak ajaran Nabi, yaitu  Abu Jahal, Abu Lahab yang sudah berusia 60-an tahun saat dakwah awal Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, kemerdekaan Indonesia juga dimotori kalangan muda. saat menjadi  komandan batalyon pada 1948, Mantan Wapres, Wirahadi Kusuma berusia 19 tahun. Para komandan yang lain pun tidak ada yang berusi di atas 25 tahun. Hanya H Agus Salim, tokoh yang usianya sudah sepuh.

Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik

“Pemuda adalah ruh dari berbagai perubahan, termasuk kemajuan bangsa,” kata Agus.

Ia menambahkan, Trunojoyo  pada umur 16 tahun sudah berani melakukan perlawanan. Pada usia 20 tahun, dia menjadi pemimpin perlawananan dan dieksekusi pada usia 25 tahun.

“Jangan lupa, Hayam Wuruk menjadi raja saat berusia 16 tahun” tambah Agus.

Namun pihaknya melihat, saat ini peran pemuda sengaja dipinggirkan oleh kalangan tua. Para remaja dipinggirkan. Mereka diberi stigma yang negatif; kenakalan remaja. Padahal jika Indonesia ingin berjalan seperti yang dicita-citakan, maka mau tidak mau, kita membutuhkan wajah-wajah baru kaum muda.

Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah

“Ingat pula, kejayaan Majapahit diawali dengan diberikannya kepercayaan kepada senopati muda untuk mengambil posisi penting dan strategis, sehingga perannya nyata,” kata Agus.

Meski demikian, Agus menyarankan bagi para pemuda untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Tidak sekedar muda yang dibutuhkan NKRI hari ini, tapi lebih dari itu, NKRI butuh pemimpin muda yang pintar, cerdas, amanah dan dapat dipercaya.

“Generasi tua, cukup menjadi penasehat,” imbuhnya dengan nada serius.

Pengajian bulanan Ngaji ngAllah, dengan tujuan Mencerahkan pikir-menjernihkan hati tersebut, mengambil tema: “Bhinneka Tunggale Ilang”, dihadiri juga Menag Lukman Hakim Saifuddin, Bunda Lily Wahid, Budayawan Islam Nusantara, Agus Sunyoto, Budayawan Ilyass dan Gus Ghofur Maemun dari Rembang. (T/P010/R11)

Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Indonesia
Indonesia
Breaking News
Indonesia