Buku “Muslim Melayu Penemu Australia” Dibedah di Malaysia

Shah Alam, Selangor, MINA – Buku “Muslim ” yang ditulis seorang tokoh Muslim Melayu asal Aceh yang sudah tinggal lebih dari 23 tahun di benua Kangguru itu, Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA. JP., dibedah di salah satu universitas ternama di Selangor Malaysia, yakni Institut Alam dan Tamadun Melayu (ATMA).

Acara bedah buku yang diterbitkan oleh Mi’raj News Agency (MINA) Foundation itu bertajuk “Muslim Melayu Penemu Australia: Satu Cabaran Fakta Sejarah”, digelar di Bilik Wacana, Aras 3 ATMA, UKM, pada Senin (16/7).

Buku tersebut dibedah oleh Profesor pada Fakultas Pengajian & Pengurusan Pertahanan di Universiti Pertahanan Nasional Malaysia (UPNM) yang pernah menjadi Rektor ATMA, Prof. Emeritus Dato’ Dr. Wan Hashim Wan Teh, dan Saiful Islam Mohammad Naser dari Akademi Tahfiz Al Islah Selangor, bersama penulis Dr. Teuku Chalidin Yacoub.

Sebagaimana laporan Koresponden MINA di Malaysia, acara bedah buku tersebut dihadiri oleh lebih dari 50 tokoh akademik, para dosen, doktor, dan profesor.

Prof. Emeritus Dato’ Dr. Wan Hashim Wan Teh yang pernah mengelilingi dunia khusus mencari data bangsa dan suku melayu di berbagai negara, temasuk di Afrika, Australia, dan Timur Tengah.

Dia mengatakan, banyak tokoh Melayu sudah menginjakkan kaki sejak lama di Arab Saudi, bahkan suku Mandailing mendapat izin untuk mengajar di salah satu sudut Masjidil Haram. “Begitu juga di Afrika Selatan, ada Syaikh Yusuf Al-Makassari sudah lama berada di sana. Meski sudah lama menetap bersama keturunan-keturunannya, kadang bahasa Melayu mereka sudah hilang, tapi adat Melayu masih mereka pakai. Begitu juga komunitas Melayu di Australia.

Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA. JP., penulis buku, menyatakan, buku yang diberi judul “Muslim Melayu Penemu Australia: Potret Muslim Indonesia di Benua Kangguru” itu semula adalah tesis yang dipertahankannya dalam bidang pendidikan dan pemikiran Islam untuk meraih doktor di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia pada 2009 lalu.

“Saya menginginkan buku yang diterbitkan MINA Publishing House dari tesis saya ini sebagai titik awal untuk meluruskan sejarah yang sebenarnya tentang pendatang awal dan sekaligus penemu Benua Australia,” ujar Teuku Chalidin yang juga Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia itu.

Dia mengungkapan buki ini menyajikan informasi dan fakta yang belum pernah diungkap secara sistematis.

Menurutnya, buku ini memaparkan fakta sejarah kedatangan dan interaksi para pedagang dan pelaut Muslim Indonesia dari wilayah Sulawesi Selatan dengan masyarakat Aborigin Australia beberapa abad lalu.

Perlu diketahui Dr. Teuku Chalidin Yacob, MA., JP., adalah tokoh masyarakat Muslim dan pendidikan Islam di Australia. Ulama asal Aceh ini pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII) Periode 1986-1989. Dia adalah pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre Australia. Saat ini juga menjabat sebagai anggota Dewan Imam Nasional Australia (ANIC) dan Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia.

Saiful Islam Mohammad Naser seorang dai muda dari Akademi Tahfiz Al Islah Selangor Malaysia menjelaskan bagaimana pengalamannya mulai berdakwah ke Australia. Saat itu, ia mendapat amanah menjadi imam solat taraweh yang diundang oleh Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM), ketua ABIM ketika itu Azam Abdurahman.

“Sejak itu saya merasa terpanggil ingin terus berdakwah di Australi. Saya melihat bagaimana peradaban dan budaya Melayu yang masih terus kekal dengan santunnya, ujar dai hafidz Quran yang setiap tahunnya selalu diundang menjadi imam taraweh di masjid Australia.

Sementara Koordinator Tim Penerbitan Buku “Muslim Melayu Penemu Australia” Rana Setiawan menjelaskan, buku setebal 272 halaman itu mengungkapkan fakta-fakta terkini mengenai keberadaan pelaut Muslim Melayu (Bugis-Makassar) di Australia jauh sebelum Kapten James Cock mendarat di negeri yang berpenduduk asli Aborigin.

“Selain mengungkapkan sejarah Muslim Melayu penemu benua Australia, buku yang sudah masuk cetakan ketiga dan akan diterbitkan dalam bahasa Inggris ini juga dapat memperluas pengetahuan tentang pendatang Muslim Melayu khususnya komunitas Muslim Indonesia,” ujarnya.

Buku ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi para akademisi untuk mendalami peta dakwah dan kedatangan Musim Indonesia di Australia. “Banyak informasi yang penting dalam buku ini yang dapat dipelajari para cendikiawan Muslim untuk berdakwah dan bekerja di Australia,” tambah Rana.

Diskusi dan bedah buku “Muslim Melayu Penemu Australia” ini juga telah digelar di beberapa wilayah di Indonesia, seperti Jakarta, Bogor, Makassar, Mataram, Sukabumi, Padang, dan Banda Aceh.(L/K01/R01/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Admin

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.