Kiev, 21 Ramadhan 1436/8 Juli 2015 (MINA) – Dalam kunjungan pertamanya ke Ukraina setelah 12 tahun, Presiden Bulgaria menyatakan, pemerintahnya berjanji tidak akan pernah mengakui aneksasi Rusia terhadap Semenanjung Crimea.
“Crimea adalah Ukraina dan Ukraina adalah Eropa,” kata Presiden Bulgaria Rosen Plevneliev saat konferensi pers bersama Presiden Ukraina Petro Poroshenko, Anadolu Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Semenanjung Crimea bergabung dengan Federasi Rusia pada Maret 2014 setelah diadakan pemilu referendum.
Presiden Plevneliev juga menyerukan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata Minsk (ibukota Belarusia) sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah di wilayah Donbassa, Ukraina timur.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
Separatis pro-Rusia dan tentara Ukraina terus bentrok di wilayah Donbas timur, meskipun ada kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani di Minsk pada Februari lalu.
Menurut PBB, lebih 6.000 orang telah tewas di wilayah Donbas sejak April 2014.
Plevneliev menambahkan, Bulgaria mendukung sanksi Uni Eropa terhadap Rusia serta tawaran keanggotaan Uni Eropa bagi Ukraina.
“Kami percaya bahwa setiap bangsa, terlepas dari ukuran atau kekayaan, memiliki hak untuk menentukan nasibnya secara independen. Tidak ada yang memiliki hak untuk campur tangan, melanggar lintas perbatasan, menyerang dan mencaplok wilayah dari negara-negara lain,” ujar Plevneliev.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
Dia menambahkan, Ukraina adalah negara keamanan energi dan kunci bagi Uni Eropa. (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu