Jakarta, MINA – Dewasa ini di Indonesia sangat marak praktik-praktik ribawi, mulai dari hal kecil seperti membeli peralatan rumah tangga hingga ke urusan besar seperti membeli rumah atau membangun usaha.
“Kondisi seperti ini sangat miris sekali melihat negara kita merupakan negara yang memiliki populasi umat Islam terbanyak di dunia. Selain itu, riba di Indonesia sudah dianggap menjadi hal yang biasa bahkan membudaya,” ujar Syauki, CEO Syarfi Teknologi Finansial, di Masjid Al Faizin, Rawamangun, Jakarta Timur, Sabtu (23/12).
Syauki menjadi salah satu pembicara dalam acara “One Day Training & Mosquentrepreneurship, Kolaborasi Membangun Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Masjid” yang diadakan oleh Masayarakat Ekonomi Syariah (MES) DKI Jakarta bekerja sama dengan Masjid Al Faizin.
Ia mendorong masyarakat untuk Muslim khususnya untuk berlomba-lomba membangun usaha yang halal dan sesuai syariat.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
Lebih jauh Syauki mengingatkan pada 2030 diperkirakan Indonesia akan memiliki bonus demografi yakni setiap dua orang usia produktif dapat membiayai satu orang usia nonproduktif. Selain itu saat ini lebih dari 50% warga Indonesia belum terjamah oleh lembaga keuangan.
“Dan ada sekitar 1.600 triliun rupiah potensi dana masyarakat belum terjamah oleh perbankan,” ungkapnya.
Diletarbelakangi masalah dan tantangan itu, Syauki melanjutkan, Syarfi siap memberikan solusi untuk umat Islam di Indonesia untuk terbebas dari jeratan praktik-praktik ribawi dan mengembangkan potensi dana umat di Tanah Air.
Perusahaan teknologi finansial (fintech) tersebut merupakan suatu flatform digital yang bertugas mempertemukan antara pengguna dana pemilik dana yang menggunakan unsur syariah. Syarfi mengikuti ketentuan Dewan Syariah Nasional (DSN).
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Ia mengataan pihak mereka siap bekerja sama dengan masyarakat Indonesia khususnya MES untuk membangun perekonomian umat di Indonesia.
Sejumlah rekanan yang tela bergabung dengan Syarfi adalah KOPEGTEL, UNIMIG, RCC, Capsugel, SABA, Suadagar Syariah Indonesia, Asosiasi Syariah Indonesia, etanee, Anterin, dan Yayasan Rumah Insan 37.
Selain Syauki, hadir sebagai pembicara dalam kesempatan tersebut CEO Qasir Rachmat Anggara, Pembina OKE OCE Jakarta Timur Andy Azisi Amin, praktisi ekonomi syariah Irwan Junaidi, perwakilan MES, CEO etanee Herry Nugraha, dan Ketua DKM Masjid Al Faizin Hendratmoko. (L/R11/P1)
Miraj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan