Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cerita WNI di Wuhan, Lokasi Virus Corona Pertama Kali Muncul

siti aisyah - Kamis, 30 Januari 2020 - 05:11 WIB

Kamis, 30 Januari 2020 - 05:11 WIB

12 Views ㅤ

Wuhan, MINA – Saat ini dunia digemparkan dengan adanya virus corona yang ditemukan pertama kali di daerah Wuhan, Cina pada Ahad (5/1). Kemunculan virus tersebut meningkatkan kekhawatiran banyak orang di seluruh pelosok negeri di dunia, sebab dilaporkan penularannya begitu cepat tersebar.

Update hingga Rabu (29/1) dikutip dari gisanddata.maps.arcgis.com laman untuk melihat penyebaran virus corona, terdapat 6,057 kasus yang telah dikonfirmasi positif terjangkit. Cina menjadi negara paling banyak kasus dengan jumlah 5.970 dan 17 negara juga termasuk di antaranya Amerika Serikat, Thailand, Jepang, Singapura, Australia, Jerman dan lainnya.

Jumlah kematian akibat terjangkit virus yang dinamakan 2019-nCoV itu pun meningkat,  Otoritas Cina mengumumkan, 132 orang meninggal dunia.

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) Hilya Milla yang berada di Wuhan, Cina, menceritakan keadaannya di sana. Berikut cerita yang dikutip dari laman facebooknya;

Baca Juga: Jelang Libur Nataru, Terminal Bekasi Berlakukan Ram Check Bus

Sebagai WNI yang terdampak Virus Corona di Wuhan, saya dan teman-teman berupaya sebisa mungkin mengkhabarkan keadaan kami dari Wuhan.

Walaupun terkadang disalah artikan dan dianggap memberi harapan palsu, tapi kami berbesar hati tetap mengkhabarkan keadaan yang terjadi di Wuhan.

Kami merelakan waktu istirahat kami tidur jam 2 pagi dan bangun jam 5 pagi demi menyampaikan berita terbaru kami dari Wuhan, dan terkadang kami tidak tidur semalaman demi memberikan informasi terkini seputar Wuhan.

Walaupun narasi positif yang kami bangun tidak sebanding dengan masifnya narasi negatif yang tersebar di media-media Indonesia yang menyebabkan kepanikan berlebihan sebagian masyarakat di Indonesia, tapi kami berusaha untuk tidak kalah.

Baca Juga: Menag RI dan Dubes Sudan Bahas Kerja Sama Pendidikan

Sampai saat ini kami tetap berkomitmen untuk tidak menyerah, karena bagi kami menyampaikan kebenaran adalah kewajiban karena betul adanya kondisi kami tidak sedramatis yang digambarkan.

Manusiawi, kami yang di Wuhan ingin segera pulang. Tidak mudah berada dalam posisi seperti ini. Selain melawan secara langsung Virus Corona, kami juga harus melawan narasi negatif dan hoax yang bertebaran di media-media Indonesia.

Kami di Wuhan tidak seburuk yang dibayangkan. Kami tidak dikurung, tidak pula kelaparan. Sampai saat ini kami masih bisa mengatasi kebutuhan kami. Pemerintah melalui Kemenlu dan KBRI terus menjalin komunikasi dan memantau kami. KBRI telah berkomitmen untuk memberikan bantuan.

Kami berterima kasih kepada keluarga, saudara, teman-teman, dan masyarakat Indonesia atas doa dan dukungannya yang tak henti memberikan atensi besar kepada kami, serta selalu menanyakan kabar kami setiap hari. InsyaAllah kami akan selalu kuat, sambil menanti kabar baik yang mungkin akan datang.

Baca Juga: Mendikti Sampaikan Tiga Arah Kebijakan Pendidikan Tinggi Indonesia

Sudilah kiranya, semua pihak membantu kami menyebarkan narasi positif tentang apa yang kami sampaikan saat ini. Karena narasi negatif akan menjadi boomerang bila terus-menerus diulang dan juga membahayakan kesehatan karena menimbulkan kepanikan yang berlebihan.

Tanpa kalian, kami tiada artinya. Hanya dengan bergandeng tangan, kami yakin kita bisa melewati ujian kehidupan.

Salam hangat kami dari Wuhan, sehangat mentari yang bersinar hari ini memberikan harapan.

Wuhan, 28 Januari 2020
Hilya Milla

Baca Juga: Kedutaan Besar Sudan Sediakan Pengajar Bahasa Arab untuk Pondok Pesantren

(A/R6/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Konferensi Internasional Muslimah Angkat Peran Perempuan dalam Pembangunan Berkelanjutan

Rekomendasi untuk Anda

Sebanyak 40 warga negara Indonesia (WNI) dan satu warga negara asing (pasangan WNI) kembali berhasil dievakuasi dengan selamat dari Lebanon dan tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang pada Senin (7/10/2024) (Foto: Infomed Kemlu RI)
Indonesia
Indonesia
Asap mengepul di Lebanon selatan menyusul serangan Israel, di tengah permusuhan lintas batas yang sedang berlangsung antara Hizbullah dan pasukan Israel, seperti yang terlihat dari Tirus, Lebanon selatan, 23 September 2024. (Al Arabiya)
Internasional
Timur Tengah
Internasional
Internasional