Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cuaca Buruk Perparah Kondisi Pengungsi Gaza, Risiko Banjir Ancam Puluhan Ribu Tenda

Arina Islami Editor : Widi Kusnadi - 26 detik yang lalu

26 detik yang lalu

1 Views

Lokasi pengungsian warga Palestina di Gaza. [Foto: Anadolu]

Gaza, MINA – Ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza kembali menghadapi penderitaan yang semakin berat. Depresi cuaca disertai hujan lebat dan massa udara dingin melanda daerah kantong tersebut sejak Jumat (14/11) dini hari, menimbulkan ancaman banjir serta risiko runtuhnya tenda-tenda pengungsian yang sudah rapuh akibat agresi berkepanjangan.

Departemen Meteorologi Palestina menyebut Gaza dan wilayah Palestina lainnya sedang terdampak sistem tekanan rendah yang membawa udara dingin serta hujan deras yang disertai badai petir. Kondisi ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang belum mereda.

Pertahanan Sipil Gaza mengeluarkan pedoman mendesak, khususnya bagi para pengungsi yang tinggal di tenda-tenda darurat.

Dalam pernyataannya, mereka menekankan pentingnya memperkuat ikatan tenda, terutama di wilayah pantai yang rentan angin kencang, membangun penghalang pasir untuk mencegah air laut masuk ke area tenda, menghindari bangunan yang rusak akibat serangan Zionis Israel, karena berpotensi runtuh ketika hujan lebat, tidak menyalakan api di dalam tenda demi mencegah kebakaran fatal, dan membuka saluran tanah dan drainase di antara tenda-tenda untuk mengurangi risiko banjir.

Baca Juga: Sekitar 70.000 Jamaah Laksanakan Shalat Jumat di Masjid Al-Aqsa

“Penting untuk menjauhi bangunan yang telah dibom berat dan tidak lagi layak huni, karena khawatir bangunan tersebut akan terdampak parah oleh hujan dan runtuh,” ujar Pertahanan Sipil Gaza, seperti dikutip Anadolu, Jumat (14/11/2025).

Para pengungsi mengaku cemas menghadapi badai dan curah hujan tinggi, mengingat dua musim hujan sebelumnya menyebabkan tenda-tenda mereka terendam banjir dan rusak diterjang angin.

Dalam dua tahun terakhir, banyak tenda pengungsian telah hancur akibat cuaca ekstrem maupun pemboman Zionis Israel, memperburuk kondisi warga yang tidak memiliki alternatif tempat tinggal aman.

Kantor Media Gaza memperkirakan 93 persen tenda pengungsian sudah tidak layak huni, yaitu sekitar 125.000 dari total 135.000 tenda. Perbaikan sulit dilakukan karena Zionis Israel membatasi masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk material vital seperti tenda dan rumah mobil.

Baca Juga: Perlawanan Palestina di Tepi Barat Makin Masif di Tengah Serangan Militer Israel  

Pihak berwenang Gaza menyatakan Zionis Israel melanggar protokol kemanusiaan dalam perjanjian gencatan senjata bulan lalu. Kesepakatan tahap pertama, yang merupakan bagian dari rencana 20 poin Presiden AS Donald Trump, mencakup pembebasan sandera Israel, pembebasan tahanan Palestina, serta rencana pembangunan kembali Gaza dan pembentukan mekanisme pemerintahan baru tanpa Hamas.

Namun, implementasi di lapangan dinilai terhambat oleh blokade yang terus diberlakukan.

Sejak agresi dimulai pada Oktober 2023, Zionis Israel telah membunuh lebih dari 69.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan Gaza menjadi puing-puing. Pemboman besar-besaran tersebut membuat jutaan warga tidak memiliki tempat tinggal layak di tengah musim dingin yang semakin dekat.[]

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Penjajah Israel Cegah Warga Palestina Mengolah Lahan di Lembah Yordan Utara

Rekomendasi untuk Anda