Oleh : Dudin Shobaruddin, Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Kuala Lumpur, Malaysia
Menurut beberapa media masa, lebih dari 50-ribuan orang turut menyaksikan upacara pengebumian tokoh dan ulama terkenal dunia, sebagai penghormatan terakhir, membanjiri Pulau Melaka Kelantan.
Mereka berduyun-duyun datang dari dekat maupun dari jauh, laki-laki dan perempuan, golongan pro-pemerintah Malaysia maupun oposisi, termasuk Perdana Menteri Malaysia Dato Seri Najib Tun Razak, para Menteri Besar dari beberapa negeri bagian.
Mereka datang dengan satu tujuan ingin menyaksikan tokoh agung dan sederhana Tuan Guru Dato Nik Abdul Aziz bin Nik Mat (Lahir 10 Januari 1931, wafat 12 februari 2015) dikebumikan.
Baca Juga: Bashar Assad Akhir Rezim Suriah yang Berkuasa Separuh Abad
Mereka para peziarah bersatu hati dan pemikiran bagaimana dapat melihat dan menyaksikan dari dekat tokoh yang berwibawa tersebut pergi untuk selamanya.
Mereka rela bersesak-sesak sambil berjalan kaki lebih dari 2 km, karena jalan menuju ke Kampung Malaka ditutup untuk semua kendaraan.
Beberapa bis disediakan oleh panitia untuk menghatar mereka ke tempat yang berdekatan dengan Kampung Melaka.
TV-1 dan TV Astro Awani dan media lain meliput dari awal sampai akhir prosesi pemakaman.
Baca Juga: Nama-nama Perempuan Pejuang Palestina
Rakyat pun berduyun-duyun mengunjungi rumah dan kampung halaman Dato Nik Aziz.
Bahkan sampai saat ini, beberapa hari setelah pemakaman, masih terus dibanjiri para pengunjung yang datang dari dekat maupun dari jauh.
Tidak Tinggal di Rumah Dinas
Mantan Menteri Besar Kelantan sampai lima priode itu (1990-2013), adalah seorang ulama yang wara’ dan zuhud. Hidupnya bagi seorang Menteri Besar (Gubernur), amatlah sederhana.
Baca Juga: Sosok Abu Mohammed al-Jawlani, Pemimpin Hayat Tahrir al-Sham
Selama menjabat ia tidak pernah tinggal di rumah dinas Menteri Besar. Beliau lebih suka tinggal di rumah yang sederhana, rela meninggalkan rumah mewah yang serba lengkap dan disediakan sesuai dengan anggaran yang diperuntukan kerajaan.
Hawa nafsu yang mana sebagai lazimnya manusia yang tidak mau wah dalam segalanya termasuk rumah. Tapi tidak bagi beliau. Ini membuktikan kezuhudannya yang sulit didapati pada zaman moderen sekarang ini.
Gaji Untuk Kemaslahatan Umat
Walaupun menjadi orang nomor satu Negara Bagian yaitu Kelantan, Dato Nik Aziz hanya mengambil gaji sekedarnya saja. Sama sekali tidak untuk bermewah seperti lazimnya orang lain sejawatanya.
Baca Juga: Abah Muhsin, Pendekar yang Bersumpah Jihad Melawan Komunis
“Justru kebanyakan gajinya diserahkan untuk kemaslahatan umat, di negeri Kelantan yang disebut Serambi Makkah itu”,
kata salah seorang menantu keponakannya, yang pernah berkunjung ke kampung Muhajirun, Lampung tahun lalu.
Ini membuktikan kezuhudannya terhadap dunia. Ternyata tradisi ini diteruskan penggantinya. Menteri Besar sekarang Dato Hj Ahmad bin Yakub.
Hal ini kita diingatkan bagaimana para sahabat dahulu seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdurrahaman bin Auf dan lainnya, yang begitu mementingkan urusan umat daripada urusan dunia, dengan kata lain zuhud.
Baca Juga: Pangeran Diponegoro: Pemimpin Karismatik yang Menginspirasi Perjuangan Nusantara
Sentuhan Ceramahnya
Dato Nik Aziz dalam setiap ceramahnya, walaupun ahli politik, lebih banyak membahas soal urusan hati.
Rakyat diingatkan untuk memperbaiki budi pekerti, akhlak mulia, berhati bersih jauh dari riya, ujub, takabur atau sombong, dan agar senantiasa ingat mati.
Dengan kata lain, ia justru banyak membicarakan urusan tadzkiyatunnafs (pembersihan jiwa).
Baca Juga: Pak Jazuli dan Kisah Ember Petanda Waktu Shalat
“Kita kena ingat mati, supaya perasaan untuk mengejar ilmu di dunia dan akherat menjadi keutamaan, beribadahlah seperti akan mati esok”. Begitulah di antara kata-kata beliau yang amat menyentuh hati dan perasaan.
Maka wajarlah apabila beliau meninggal banyak yang merasa kehilangan ketokohannya yang amat berwibawa, keilmuannya yang tidak dipertikaikan, serta kata-katanya yang lembut.
Bila berkunjung ke satu tempat di mana saja, beliau akan senantiada dikerumuni orang banyak, berebut mau bersalaman, mau mencium, mau lihat dari dekat, itulah d iantara keistimewaan Dato Nik Aziz.
Namun, tokoh politik dan ulama yang membangun bersama Islam di Kelantan tersebut, kini telah pergi untuk selamanya. Selain terus menjadi ingatan akan segala jejaknya, kita berdoa semoga ruh beliau diterima di sisi Allah dengan mendapat ridha-Nya, diampuni segala dosanya. Amin. (K05/P4).
Baca Juga: Jalaluddin Rumi, Penyair Cinta Ilahi yang Menggetarkan Dunia
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)