Konawe, Sulawesi Tenggara, MINA – Direktur Utama Dompet Dhuafa (DD) Imam Rulyawan MARS mengatakan, saat ini tim penanganan anak DD merangkul dan mendekatkan diri kepada anak-anak korban banjir di Konawe, dengan metode bermain dan belajar bertema ”Minggu Ceria”.
Anak-anak ini cukup rentan terhadap dampak psikologis bencana terhadap diri sendiri maupun lingkungan sekitar, demikian rilis Dompet Dhuafa.
Imam juga menjelaskan, tim Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa (DD) ‘jangan takut berbagi’, Ahad (16/6) membuka Pos Hangat dan mendistribusikan bantuan di Konawe, Sulawesi Tenggara yang terendam banjir.
Tim bencana DMC DD mendirikan 3 posko yakni : Pos Kendari di Talk Cafe, Jl Malala, Kendari, untuk pengumpulan donasi bantuan; Pos Pondidaha untuk layanan pengungsian; dan Pos Relawan di jalan Abdullah Silondae, Lorong SMA 1 Unaaha, Ruko Bugis Syar’i, Kelurahan Tumpas, Kecamatan Unaaha, Kabupaten Konawe.
Baca Juga: BRIN Kukuhkan Empat Profesor Riset Baru
Kondisi air akibat banjir yang menerpa di beberapa wilayah Kabupaten Konawe Utara dan sekitarnya sudah mulai surut. Banjir berasal dari meluapnya tiga aliran sungai yakni Sungai Lalindu, Sungai Walasolo dan Sungai Wadambali yang mengakibatkan banjir.
Enam kecamatan menjadi dampak banjir yaitu Kecamatan Andowia, Kecamatan Asera, Kecamatan Landawe, Langgikima, Oheo dan Wiwirano.
Saat ini kondisi air di Konawe Utara secara umum sudah mulai surut, namun belum dapat diakses dengan mudah lantaran masih terendam lumpur. Dari pos Dompet Dhuafa menuju ke sejumlah titik bencana membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam melalui jalur Meluhu.
Tim berusaha agar kebutuhan darurat bagi para pengungsi berupa makanan, air bersih, pakaian dan obat-obatan dan bisa disalurkan untuk kelangsungan hidup para korban yang terdampak banjir.
Baca Juga: Jateng Raih Dua Penghargaan Nasional, Bukti Komitmen di Bidang Kesehatan dan Keamanan Pangan
Data yang terhimpun oleh tim Dompet Dhuafa di lapangan pada Sabtu (15/6), di beberapa Kecamatan seperti Kecamatan Abuki banjir sudah surut, sehingga aktivitas pengungsian sudah tidak ada dan keseharian masyarakat mulai berjalan normal. (R/Gun/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan