Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Delapan Provinsi Bersaing Rebut Anugerah Iptek dan Inovasi 2019

Rendi Setiawan - Senin, 29 Juli 2019 - 16:16 WIB

Senin, 29 Juli 2019 - 16:16 WIB

4 Views

Jakarta, MINA – Sebanyak delapan provinsi di Indonesia siap bersaing untuk memperebutkan Anugerah Iptek dan Inovasi Kategori Budhipura dan Budhipraja Tahun 2019.

Anugerah tersebut diselenggarakan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) sebagai rangkaian dari peringatan Hari Teknologi Nasional (Hateknas) ke-24 yang akan digelar di Bali, Agustus mendatang.

Delapan provinsi yang menjadi kandidat peraih Anugerah Iptek dan Inovasi Kategori Budhipura dan Budhipraja antara lain Provinsi Bali, D.I. Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Selatan.

Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan, sebanyak 16 dari 34 provinsi yang ada di Indonesia mendaftarkan diri untuk mengikuti anugerah tersebut. Dari 16 provinsi, kemudian disaring menjadi 8 provinsi.

Baca Juga: Wamenag Sampaikan Komitmen Tingkatkan Kesejahteraan Guru dan Perbaiki Infrastruktur Pendidikan 

“Pada awalnya, ada 16 provinsi yang mendaftar. Lalu kemudian diseleksi hanya tinggal menyisakan delapan provinsi. Dari delapan provinsi nanti akan dipilih satu,” kata Jumain kepada awak media di sela-sela seleksi calon penerima Anugerah Iptek dan Inovasi 2019 di Jakarta, Senin (29/7).

Jumain mengatakan, anugerah ini dilaksanakan untuk memberikan apresiasi atas prestasi yang telah ditorehkan pemerintah daerah terkait kinerjanya untuk memperkuat ekosistem inovasi di wilayahnya.

“Ini adalah apresiasi atas prestasi dalam penguatan sistem inovasi berupa pembinaan kabupaten dan kota, baik dalam bentuk kebijakan, fasilitasi sumber daya, maupun penciptaan iklim kondusif bagi pengembangan inovasi di kabupaten dan kota,” katanya.

Jumain berharap, hal itu dapat menghasilkan inovasi yang memiliki nilai tambah akademis, ekonomi maupun sosial-budaya. sehingga berdampak kepada peningkatan daya saing dan kesejahteraaan masyarakat yang tinggi dan berkelanjutan.

Baca Juga: Hari Guru, Kemenag Upayakan Sertifikasi Guru Tuntas dalam Dua Tahun

Tahap penjaringan dan penyaringan awal dengan menggunakan instrumen/alat ukur Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) yang terdiri dari empat aspek yaitu penguat, ekosistem inovasi, sumber daya nanusia, dan aspek pasar.

Direktur Sistem Inovasi, Ophirtus Sumule menjelaskan, keempat aspek tersebut dibangun oleh berbagai indikator yang mencerminkan kinerja inovasi dan daya saing daerah, tingkat produktivitas, kemajuan, dan kemandirian daerah.

Ophirtus mengatakan, instrumen IDSD digunakan sebagai tools untuk menilai keberhasilan suatu daerah dalam membangun ekosistem inovasi dan mengakselerasi peningkatan daya saing daerahnya sebagai prasyarat peningkatan daya saing nasional.

“Pengukuran IDSD diharapkan menjadi salah satu dasar utama penyusunan dan penetapan kebijakan nasional maupun daerah yang mendorong sinergi program antar sektor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kepemimpinan daerah yang inovatif,” katanya. (L/R06/R01)

Baca Juga: Program 100 Hari Kerja, Menteri Abdul Mu’ti Prioritaskan Kenaikan Gaji, Kesejahteraan Guru

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Pendidikan dan IPTEK
Indonesia