DEMO ANTI KEKERASAN SEKSUAL MESIR DIJADWALKAN SABTU
Kairo, 12 Sya’ban 1435/11 Juni 2014 (MINA) – Beberapa kasus pelecehan seksual di Tahrir Square Mesir pada perayaan kemenangan Al-Sisi awal pekan ini memicu kelompok-kelompok aktivis untuk melakukan protes massal yang direncanakan dimulai Sabtu mendatang.
Pawai yang diberi nama “Berjalan seperti Wanita Mesir” telah menarik lebih dari 13.000 pengguna Facebook yang mengatakan mereka akan berpartisipasi dalam protes anti-pelecehan seksual, harian Mesir Ahram yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Organisasi hak asasi perempuan seperti Baheya Misr menggalang kegiatan mereka pada halaman Facebook dan meminta warga-warga untuk melupakan politik sementara dan bergabung dalam kegiatan yang semakin memprihatinkan dari hari ke hari di negara itu.
Protes akan berlangsung pada Sabtu mulai pukul 05:00 waktu lokal, di Saad Zaghloul Square, depan Gedung Opera Kairo.
“Jadi kalau di India orang memprotes pemerkosaan geng terhadap dua gadis, [maka ini] adalah yang paling bisa kita lakukan untuk wanita yang diperkosa di Tahrir hari ini bersama dengan semua perempuan Mesir yang mengalami kekerasan setiap hari,” kata Dina El-Shebba, penyelenggara acara, menulis di halaman Facebook.
Komentar El-Shebba itu merujuk pada berita bulan lalu mengenai pemerkosaan geng dan pembunuhan dua gadis muda, berusia 12 dan 14, di negara bagian utara India Uttar Prudesh, yang mengundang kecaman internasional
Dugaan pemerkosaan seorang wanita di Tahrir Square belum diverifikasi. Namun, video beredar secara online pada Ahad malam memperlihatkan seorang wanita terluka dalam keadaan telanjang dengan memar dan darah jelas pada tubuhnya yang diantar ke ambulans oleh sekelompok orang, termasuk seorang perwira polisi.
Kementerian Dalam Negeri Mesir mengumumkan tujuh orang telah ditangkap sehubungan dengan tuduhan penyerangan wanita tersebut, dengan tiga orang lainnya ditahan karena insiden pelecehan seksual terpisah yang berlangsung di Tahrir Square pada 3 Juli.
Kekerasan seksual itu terjadi selama perayaan menandai kemenangan presiden dan pelantikan Abdul-Fattah Al-Sisi, mantan panglima militer yang mengumumkan penggulingan presiden Muhamad Mursi dan memenangkan pemilu sebagai presiden setahun setelahnya Mursi digulingkan.
Pelecehan seksual telah menjadi masalah berkepanjangan di Mesir selama dekade terakhir – dan tidak hanya dalam protes, hingga Mesir baru-baru ini memutuskan undang-undang pertama mereka mengenai hal ini.
“Tinggalkan pandangan politik Anda selain sekarang. Ini adalah sesuatu yang harus satukan kita semua karena itu terjadi pada semua wanita, yang bisa jadi adalah Anda, teman Anda, saudara Anda, ibu Anda, sepupu Anda, istri Anda, siapa pun yang Anda kenal,” kata El-Shebba .(T/P03/P04)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)