Kabul, 10 Rabi’ul Akhir 1436/31 Januari 2015 (MINA) – Setidaknya dua orang dilaporkan tewas di ibukota Afghanistan, Kabul, ketika aksi protes Sabtu (31/1) terhadap majalah Perancis Charlie Hebdo berubah menjadi kekerasan.
Komandan polisi kota Kabul, Abdul Rahman Rahimi, mengklaim beberapa demonstran membawa senjata dan tidak ada izin untuk melaksanakan demonstrasi, Anadolu Agency melaporkan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Demo dilaksanakan tiga pekan setelah edisi khusus Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad pada sampulnya.
Ratusan pengunjuk rasa keluar ke jalan-jalan di ibukota Afghanistan Sabtu pagi, memblokir jalan raya Kabul-Jalalabad.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Para peserta meneriakkan slogan-slogan “Matilah Perancis” serta “Penghujatan kepada Nabi tidak dapat diterima”.
Sejak edisi cover majalah Charlie Hebdo memuat kartun nabi, banyak terjadi demonstrasi kecil dan besar di seluruh negeri, tetapi kali ini adalah yang paling keras.
Sebagian pengunjuk rasa membawa tongkat dan ingin melanjutkan aksinya ke area komplek diplomatik di ibukota. Namun polisi sudah mengamankan daerah tersebut.
Dua pekan yang lalu, protes serupa berubah menjadi kekerasan di Pakistan, ketika pengunjuk rasa berusaha menyerang Konsulat Perancis di kota pelabuhan Karachi pada 16 Januari. Tiga orang termasuk seorang wartawan menderita luka waktu itu.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyebut publikasi karikatur Nabi Muhammad adalah penyalahgunaan kebebasan pers. (T/P001/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam