Sydney, MINA – Aksi demonstran pro-Palestina di Australia mendesak pemerintah Perdana Menteri Anthony Albanese untuk menjatuhkan sanksi terhadap Israel atas tindakannya di Jalur Gaza, penyiar publik ABC News melaporkan.
Puluhan pengunjuk rasa berkumpul di luar Balai Kota Sydney, Sabtu (27/7), saat berlangsung konferensi Partai Buruh yang berkuasa, di mana perdana menteri juga memberikan sambutan. Anadolu Agency melaporkan.
Demonstran membawa spanduk bertuliskan slogan-slogan seperti “Darah Albanese di tanganmu” dan “Bebaskan Palestina” juga mengibarkan bendera Palestina.
“Setiap tindakan yang kami lihat dari pemerintah Albanese selama sembilan bulan terakhir telah menunjukkan satu hal kepada kami, bahwa mereka benar-benar terlibat dalam genosida, dan bahwa mereka telah memilih untuk meminggirkan komunitas Palestina,” kata Jana Fayyad dari Palestine Action Group.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
“Kami telah melihat pemerintah Australia menjatuhkan sanksi kepada negara lain di masa perang, tetapi ketika menyangkut Israel, entah mengapa, mereka tampaknya bertindak dengan impunitas penuh,” kata Fayyad.
Beberapa anggota Partai Buruh telah mengundurkan diri untuk menentang kebijakan Australia atas Gaza.
Australia telah menyerukan gencatan senjata di daerah kantong yang diblokade tersebut, tetapi belum mengakui kenegaraan Palestina.
Mantan wakil presiden cabang Partai Buruh Auburn-Lidcombe Mohamad Assoum mengatakan, ia meninggalkan partai tersebut pada bulan Februari karena tanggapannya terhadap perang di Gaza, setelah 17 tahun menjadi anggota partai.
Baca Juga: Setelah 20 Tahun di Penjara, Amerika Bebaskan Saudara laki-laki Khaled Meshaal
“Meskipun ada banyak petisi, banyak mosi, banyak pertemuan dengan menteri dan anggota parlemen serta anggota Partai Buruh, semuanya tampaknya tidak digubris,” kata Assoum.
Senator Fatima Payman juga mengundurkan diri dari partai yang berkuasa setelah diskors karena mendukung mosi parlemen untuk mengakui Palestina. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Erdogan Umumkan ‘Rekonsiliasi Bersejarah’ antara Somalia dan Ethiopia