London, 13 Rajab 1428/10 April 2017 (MINA) – Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, menuai kritik karena komentar terbarunya yang membantah pembersihan etnis Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, Ketua Dewan Rohingya Eropa (ERC) mengatakan Suu Kyi yang peraih Hadiah Nobel untuk Perdamaian itu, telah memuntahkan kebohongan dan penipuan yang diulang terus-menerus.
“Kebohongan Aung San Suu Kyi cukup menakjubkan dan bertentangan dengan kenyataan,” ujar Dr Hla Kyaw seperti dilansir Anadolu Agency, Ahad (9/11) waktu setempat.
“Bahkan pada saat ia berbicara kepada wartawan, angkatan bersenjata Myanmar sedang menangkap, mengintimidasi orang Rohingya,” kata Kyaw.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Ia menyorot penangkapan 11 warga Rohingya yang tidak bersalah baru-baru ini di desa Doe Tan oleh tentara dan penghancuran infrastruktur keagamaan di Maungdaw dan di tempat lain.
Suu Kyi mengatakan kepada BBC awal pekan ini bahwa warga etnik Rohingya melarikan diri dari Rakhine ke Bangladesh disebabkan oleh pertempuran di daerah itu.
“Saya tidak berpikir ada pembersihan etnis yang terjadi,” Kata Suu Kyi.
Namun Kyaw menantang klaim tersebut dan komentar-komentar lain yang dibuat Suu Kyi. Ia berpendapat alasan sebenarnya orang Rohingya melarikan diri karena perkosaan massal, penangkapan, pembunuhan, dan pembakaran rumah oleh angkatan bersenjata.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
“Ada pembersihan etnis, memang,” katanya. “Hal itu telah didokumentasikan dan disaksikan oleh banyak wartawan independen dan peneliti, termasuk PBB,” ungkap Kyaw.
“Banyak desa di utara Maungdaw, seperti Wa Peik, sudah dibersihkan dari orang Rohingya. Hampir 100.000 Rohingya dibersihkan dari tanah leluhur mereka sejak Oktober 2016.”
Suu Kyi mengatakan kepada BBC bahwa Myanmar akan menyambut kembali setiap warga Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.
Kyaw menyebut Suu Kyi mungkin tidak memiliki informasi yang memadai atau telah dicuci otaknya oleh propaganda tentara sehingga ia dengan mudah membantah fakta-fakta genosida di lapangan. (R11/P1)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel