Di Paris, Indonesia Tegaskan Pentingnya Perdamaian untuk Palestina

, 29 Sya’ban 1437/5 Juni 2016 (MINA) –  Menteri Luar Negeri RI Marsudi dalam rapat persiapan -Israel di Paris, menegaskan pentingnya perdamaian di Palestina, walaupun cara yang ditempuh dengan mengakui dua negara (two-state solution).

“Sebagai negara Islam terbesar di dunia, Indonesia akan terus berikan dukungan politis serta bantuan kemanusiaan dan pembangunan yang dibutuhkan untuk mendorong tercapainya perdamaian di Palestina”, tegas  Retno dalam pernyataan di konperensi itu  yang naskahnya diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Ahad 5/6.

Pertemuan yang diprakarasi oleh Pemerintah Perancis itu, dihadiri 27 Menlu serta Sekjen PBB dan Sekjen Liga Arab.

Diundangnya Indonesia merupakan pengakuan masyarakat international terhadap peran aktif Indonesia dalam mendorong perdamaian baik di tingkat kawasan maupun global. Hal ini juga ditegaskan para Menlu dengan menyampaikan apresiasi kepada Indonesia yang telah menyelenggarakan KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina dan Al-Quds Al-Sharif pada Maret 2016 lalu.

Dalam pertemuan, para Menlu menegaskan kembali dukungannya untuk mencari solusi yang adil, abadi dan komprehensif bagi konflik Palestina-Israel yang telah berlangsung selama 50 tahun.

Para Menlu menekankan bahwa perdamaian abadi antara Palestina-Israel hanya dapat tercapai melalui negosiasi untuk mencapai two-state solution di mana kedua negara, Palestina dan Israel, hidup berdampingan secara aman dan damai.

“Masyarakat internasional perlu dorong semua upaya guna tercapainya kesepakatan two-state solution bagi perdamaian Palestina-Israel berdasarkan batas kedua negara tahun 1967 sesuai resolusi PBB” tutur Menlu Retno.

Para Menlu di Paris juga menggarisbawahi bahwa keadaan status-quo saat ini tidak dapat dipertahankan. Mereka menegaskan pentingnya agar Israel dan Palestina segara ambil langkah dan kebijakan yang menunjukan komitmen terhadap perudingan untuk mencapai two-state solution.

“Palestina dan Israel harus segera mengambil langkah untuk menghentikan kekerasan, menghentikan pembangunan pemukiman illegal di tanah Palestina, dan memastikan keamanan guna ciptakan kondisi kondusif untuk perundingan perdamaian”, jelas Menlu RI.

Guna mendukung proses perundingan perdamaian kedua negara, para Menlu menyampaikan kesiapannya untuk memberikan insentif termasuk bantuan kapasitas dan kerja sama ekonomi kepada Palestina dan Israel.

Para Menteri juga menyambut baik rencana Pemerintah Perancis untuk mengadakan konperensi perdamaian internasional untuk proses perdamaian Timur Tengah yang diharapkan dapat dilaksanakan sebelum akhir tahun 2016. “Pergeseran paradigma dibutuhkan dengan dukungan masyarakat internasional untuk menjembatani kebuntuan perundingan Palestina-Israel yang ada selama ini,” tegas Menlu Retno.

Di sela-sela pertemuan konperensi, Menlu RI juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Arab Saudi, Adel al-Jubeir, Uni Eropa, Frederica Mogherini, Swedia, Margot Wallstrom, Tiongkok, Wang Yi, dan Kanada, Stephane Dion.

Para Menlu yang hadir pada pertemuan tingkat Menteri tentang proses perdamaian di Timur Tegah, di Paris adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Belanda, Republik Ceko, Indonesia, Inggris, Irlandia, Itali, Jerman, Jepang, Kanada, Luxemburg, Mesir, Moroko, Norwegia, Perancis, Polandia, Rusia, Senegal, Spanyol, Swedia, Switzerland, Tiongkok, Turki, Uni Eropa, dan Yordania. Hadir pula Sekjen PBB dan Sekjen Liga Arab.

Selama ini baik secara politis maupun melalui bantuan pembangunan dan penguatan kapasitas, dukungan konkrit bagi penyelesaian isu Palestina terus ditunjukan oleh Indonesia.

Secara politis, Indonesia konsisten mendukung Palestina pada berbagai forum regional maupun internasional seperti menyelenggarakan KTT Luar Biasa OKI mengenai Paletina dan Al-Quds Al-Sharif, menjadi co-sponsor menjadikan Palestina sebagai anggota non-observer state dan pengibaran bendera Palestina di markas PBB; dukungan bagi keanggotaan Palestina pada UNESCO; menyelenggarakan CEAPAD II tahun 2014, dan mengesahkan Declaration on Palestine pada Peringatan 60 Tahun KAA.

Sebagai dukungan pembangunan dan pengembangan kapasitas untuk mempersiapkan bangsa Palestina saat merdeka nantinya, Pemerintah dan masyarakat Indonesia telah memberikan dukungan seperti kontribusi sebesar US$1 juta pada Paris Donors Conference tahun 2007;  Pendirian pusat layanan bedah jantung (Indonesian Cardiac Facility) di RS Al-Shifa, di Gaza; bantuan kemanusiaan bagi pemulihan akibat serangan Gaza senilai US$ 1 juta saat Cairo International Conference on Palestine; 139 pelatihan senilai US$ 9 juta bagi 1.394 orang Palestina dalam berbagai sektor antara 2008-2016; dan pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza; Sarana/Prasarana Kesehatan seperti Solar Cell, ambulans serta fasilitas air bersih, ambulans, caravan.(L/R04/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)