Oleh Bahron Ansori, wartawan MINA
Adakah di antara kita yang bisa menjamin akan selamat di akhirat kelak? Tidak. Bahkan, untuk sekedar lolos saja dari hisab (perhitungan) di akhirat, setiap kita tidak akan bebas. Adakah di antara kita yang bisa menjamin kelak akan masuk ke dalam surga? Tidak. Sebab tak satupun manusia yang diberi pengetahuan tentang dirinya apakah ia akan masuk surga atau neraka.
Fafirru ilallah (berlarilah kepada Allah). Dalam hidup ini, sejatinya tidak ada tempat bagi kita untuk berlari dan mengadu kecuali hanya kepada Allah. Bila kita diuji dengan seribu masalah, maka bukanlah orang tua, dan sanak saudara atau sahabat karib tempat kita mengadu, tapi Allah semata.
Tahukah kita, semua permasalahan hidup ini sebenarnya jauh lebih kecil dan ringan dibandingkan saat hari Kiamat itu tiba. Saat itu, di saat Allah Ta’ala menghendaki terjadinya hari Kiamat, Ia meminta Malaikat Israfil meniup sangkakalanya sebanyak dua kali. Tanpa membantah, Malaikat Israfil nan mulia itu lalu meniup sangkakala yang sudah dipegangnya sejak berjuta abad lalu. Qadarullah, tiupan pertama menumbangkan dan membinasakan seluruh makhluk bernyawa di jagat raya baik yang ada di bumi maupun langit. Dahsyat, dan tak satupun makhluk bernyawa yang tersisa. Sungguh teramat mengerikan.
Baca Juga: Keutamaan Menulis: Perspektif Ilmiah dan Syari
Lalu atas kehendak Allah pula, maka ditiupnya sangkakala untuk kedua kalinya. Tak ayal, semua makhluk bernyawa baik di langit maupun bumi yang tadinya tumbang tak bernyawa itu tetiba bangkit dan hidup kembali dengan izin Allah.
Tentang hal itu, Allah Ta’ala berfirman,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي اْلأَرْضِ إِلاَّ مَن شَآءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ ِقيَامٌ يَنظُرُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusan-Nya masing-masing).” (QS. Az-Zumar: 68).
Setelah semua manusia dan makhluk lainnya bangkit kembali, lalu mereka dikumpulkan dalam suatu padang yang amat luas (padang mahsyar) yang rata dengan tanah dalam keadaan tidak berpakaian, tidak memakai sandal, tidak berkhitan, dan tidak membawa sesuatu apa pun.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-23] Keutamaan Bersuci, Shalat, Sedekah, Sabar, dan Al-Quran
Jika Hari Itu Tiba
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Pada hari kiamat nanti manusia akan dikumpulkan dalam keadaan tidak memakai sandal, tidak berpakaian, dan dalam keadaan belum berkhitan. Aisyah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, kaum pria dan wanita (berkumpul pada satu tempat semuanya dalam keadaan tidak berbusana?!) apakah mereka tidak saling melihat satu sama lain?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Wahai Aisyah, kondisi saat itu amat mengerikan sehingga tidak terbetik sedikit pun dalam diri mereka untuk melihat satu sama lain!’.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sungguh, betapa mengerikan jika hari itu tiba. Panik. Tegang. Berkeringat tak karuan. Itulah suasana yang kelak pasti dihadapi dan dirasakan oleh setiap manusia. Di hari itu, tak satupun yang mampu berpikir tentang orang-orang yang dicintainya. Mereka begitu sibuk dan dengan wajah-wajah sedih teramat berat akibat memikirkan dirinya sendiri. Di nerakakah, atau di surga? Sungguh, masa yang mengerikan itu pasti tiba. Tak satu pun manusia yang mampu menghindarinya. Dialah hari perhitungan segala amal.
Saudaraku, bayangkan jika hari itu tiba. Setiap kita akan berlari meninggalkan anak, istri bahkan ayah ibu kita sendiri. Kita sudah tidak perduli lagi bagaimana kondisi orang-orang yang kita cintai saat itu. Di hari itu, masing-masing kita terlampau disibukkan untuk memikirkan diri sendiri. Allah Ta’ala berfirman,
Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Surga
يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ (٣٤) وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ (٣٥) وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ (٣٦) لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (٣٧)
“Pada hari itu manusia lari dari saudaranya. Dari bapak dan ibunya. Dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang menyibuk-kannya.” (QS. Abasa: 34-37).
Jika hari itu tiba, maka semua manusia berada dalam ketidakpastian. Bahkan semua manusia menunggu dan berada dalam ketidakpastian itu. Masing-masing menunggu apakah ia termasuk orang-orang yang beruntung, dan diizinkan masuk untuk menikmati taman-taman surga? Ataukah sebaliknya, ia termasuk orang yang merugi dan mau tidak mau, suka tidak suka ia akan ditempatkan dalam lembah neraka.
Tidak hanya sampai di situ kondisi manusia. Dalam keadaan teramat mengerikan itu, Allah Ta’ala mendekatkan matahari sedekat-dekatnya di atas kepala semua hamba-Nya. Ya Rabbi… Panas yang sangat luar biasa itu mengakibatkan keringat menetes bahkan berkucuran bak air hujan. Dalam sebuah riwayat bahkan ada orang yang tenggelam oleh keringatnya sendiri. Betapa mengerikannya jika hari itu tiba?
Al-Miqdad bin al-Aswad radhiallahu’anhu bercerita, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Pada hari kiamat nanti matahari turun mendekati para makhluk hingga hanya berjarang satu mil…pada saat itu kucuran keringat masing-masing manusia tergantung amalannya; di antara mereka ada yang keringatnya sampai mata kakinya, ada pula yang keringatnya sampai lututnya, ada yang keringatnya sampai perutnya serta ada yang tenggelam dalam keringatnya sendiri!’” (HR. Muslim).
Baca Juga: Akhlak Mulia: Rahasia Hidup Berkah dan Bahagia
Bagaikan 50 Ribu Tahun
Aduh hai, betapa meruginya diri ini jika hidup yang sesaat dibuat terlena oleh kemilau dunia. Jika hari itu tiba, semua manusia berada dalam kesulitan yang berjuta kali lipat. Mereka menanti keputusan Allah yang entah kapan akan datang. Bahkan, satu hari pada saat itu bagaikan 50 ribu tahun di dunia. Allah…betapa mengerikan…membosankan jika hari itu tiba?
Allah Ta’ala berfirman,
تَعْرُجُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ إِلَيْهِ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Allah dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun.” (QS. Al-Ma’arij: 4).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-22] Islam Itu Mudah, Masuk Surga Juga Mudah
Saudaraku, andai setiap kita mau merenung sejenak saja, betapa mengerikan jika hari itu tiba. Lalu lihatlah kenyataan jalan hidup yang dilalui kebanyakan manusia hari ini di dunia. Jika jujur pada nurani, kita akan sadar betapa masih banyak di antara kita yang terlena dengan kehidupan dunia fana ini. Sampai-sampai, kita lupa saat pulang ke kampung halaman yang kekal itu sudah dekat.
Cobalah merenung sejenak, setelah kehidupan dunia yang sementara ini, masih ada kehidupan lain yang kekal (abadi) yang lamanya satu hari di sana sama dengan 50 ribu tahun di dunia! Lalu, masihkah kita terlena dengan fatamorgana dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri dengan beribadah kepada Allah dan beramal shaleh?
Sebenarnya, kita tak punya banyak waktu untuk beribadah dan beramal shaleh. Di dunia ini, waktu yang kita miliki begitu singkat. Biarlah kita merasakan bersusah payah dalam beribadah dan beramal shaleh di dunia yang sementara ini saja. Biarlah segala letih dan lesu itu melekat erat dalam hidup kita asal kita selamat di akhirat kelak. Tentu saja kita tidak ingin bersusah payah selama ribuan tahun menerima siksaan dari Allah di neraka-Nya kelak, nauzubillah!
Karena dunia ini hanya sementara saja, sebagai orang beriman harus bijak menyikapinya. Allah telah mengingatkan agar kita tidak tertipu dengan kehidupan duniawi yang fana ini dalam firman-Nya,
Baca Juga: Baca Doa Ini Saat Terjadi Hujan Lebat dan Petir
يَآأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ وَعْدَ اللهِ حَقٌّ فَلاَ تَغُرَّنَّكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَلاَيَغُرَّنَّكُمْ بِاللهِ الْغُرُور
“Wahai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdaya kalian, dan janganlah sekali-kali (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kalian dari Allah.” (QS. Fathir: 5).
Semoga Allah Ta’ala selalu membimbing setiap langkah kita agar menjadi lebih bijak dalam menjalani kehidupan fana ini, wallahu’alam. (A/RS3/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Ini Doa Terbaik Dari Keluarga untuk Jamaah Yang Pulang Umrah