Rusia, 22 Sya’ban 1438/ 19 Mei 2017 (MINA) – Mantan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, Aliansi Strategis Russia-Dunia Islam dapat menjadi model kemitraan dan kerjasama yang positif untuk membangun peradaban dunia baru yg berkemajuan, berkeadilan dan berkeadaban.
“Dunia pasca Perang Dingin memang membawa ketakpastian. Kedua tesis The End of History Fukuyama dan tesis The Clash of Civilization Huntington memang terjadi, namun mendorong konvergensi,” katanya dalam pidatonya pada Sidang Kelompok Visi Strategis Russia-Dunia Islam di Grozny City, Federasi Russia, (17/5).
Ia mengatakan, sayangnya konvergensi itu tdk berwajah positif terhadap Dunia Islam sebagai pilar penting peradaban dunia. Tetapi justru “permusuhan” terhadap Islam baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti adanya Proxy War antara sesama negara Islam.
Baca Juga: Diplomat Rusia: Assad dan Keluarga Ada di Moskow
“Globalisasi yang semula dimaksudkan untuk adanya keadaan monolitik dalam bidang politik dan ekonomi yang bersifat liberalistik, justru membangkitkan negara2 lain, yang ditandai oleh kebangkitan Asia Timur.”
Sebagai akibatnya, katanya, negara-negara Barat merasa terkalahkan sehingga membangkitkan ultra-nasionalisme seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan negara Barat.
Sayangnya, menurut Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, Dunia Barat masih melihat Islam sebagai ancaman daripada mitra strategis untuk kemajuan bersama.
Maka, ujar Din, aliansi strategis Russia-Dunia Islam merupakan alternatif positif. Walaupun tidak ada makan siang gratis, namun Russia dapat mengedepankan pendekatan “kemitraan ramah Islam” yang tentu saling menguntungkan.
Baca Juga: Penulis Inggris Penentang Holocaust Kini Kritik Genosida Israel di Gaza
“Russia memerlukan Dunia Islam terutama untuk dukungan politik dan kerjasama ekonomi, Dunia Islam pun dapat memanfaatkan kekuatan Russia yang masih menyisakan keunggulan iptek dan juga ekonomi,” kata Din Syamsuddin.
Oleh karena itu, jika aliansi strategis Russia-Dunia Islam dapat mengubah visi strategis ke dalam aksi-aksi strategis, tidak mustahil akan ikut mendukung terwujudnya tatanan dunia baru yang damai, adil dan sejahtera.
Pertemuan Kelompok tersebut dihadiri Presiden Republik Tatarstan Rustam Minikhanov sebagai Ketua Kelompok, Presiden Checnya Ramadan Kadirov sebagai Tuan Rumah, sejumlah tokoh Federasi Russia, dan tokoh dari berbagai negara Muslim. (T/R12/RS1)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Polandia Komitmen Laksanakan Perintah Penangkapan Netanyahu