Gaza, 8 Rajab 1436 / 27 April, 2015 (MINA) – Shin Bet, Dinas Intelijen Dalam Negeri Israel, akan mengambilalih fungsi pengawasan manajemen dan pemeriksaan barang dan alir kerja perlintasan Karim Abu Salim di tenggara Jalur Gaza secara penuh. Tujuan utamanya adalah mencegah masuknya bahan-bahan yang dapat dipergunakan untuk keperluan militer gerakan perlawanan Palestina.
Sumber yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Eqtesadia yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin, langkah tersebut ditetapkan, setelah penyitaan barang selundupan yang dianggap illegal oleh Israel.
Sementara itu sumber Israel mengatakan hal tersebut dilakukan untuk mencegah terulangnya penyelundupan baru.
Sebelumnya pengawasan keamanan di perbatasan karim Abu Salim dikuasai secara penuh oleh Tentara Penjajah Israel, sementara Dinas Intelijen Dalam Negeri Israel, Shin Bet, hanya melakukan pengawasan parsial terhadap pergerakan di perlintasan komersil ini.
Baca Juga: Satu-satunya Dokter Ortopedi di Gaza Utara Syahid Akibat Serangan Israel
Sejak tahun 2012 perlintasan Karim Abu Salim dijadikan oleh Israel sebagai penyeberangan komersil satu-satunya yang menghubungkan Jalur Gaza, setelah penutupan beberapa pintu perlintasan lainnya akibat blokade ilegal negara itu terhadap Jalur Gaza.
Masih dari sumber yang sama dikatakan, Israel akan mengizinkan para eksportir yang telah terdaftar sejak 2007, untuk mengimpor barang-barang secara langsung atas nama mereka, di mana sebelumnya Israel telah mencegah hal tersebut.
Tindakan Israel ini dikatakan dilakukan untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengimporan barang ke Gaza, namun tidak bertanggungjawab atas pelanggaran yang mereka lakukan.
Pasukan pendudukan Israel juga menangkap lebih dari 20 pengusaha di perlintasan Erez, Bayt Hanoun yang diklaim memiliki keterlibatan terhadap barang dan jasa kebutuhan para pejuang perlawanan Palestina. Sementara pusat pembelaan hak para pengusaha menyatakan menolak klaim sepihak Israel dan menyatakan ini merupakan siasat penjajah untuk menjebak dan menyandera para pengusaha tersebut.
Baca Juga: Paraguay Resmi Kembalikan Kedutaannya di Tel Aviv ke Yerusalem
Ditambahkan, Israel mengeluarkan keputusan, setiap barang impor harus disetujui oleh komite khusus. Selain itu pemerintahan Zionist juga akan menyita barang-barang impor yang jenis serta spesifikasinya tidak kompetibel, bahkan walaupun barang tersebut sebenarnya diperbolehkan masuk ke Gaza.
Pemerintah penjajah Israel juga berniat akan memasukan para pemilik perusahaan transportasi, yang dianggap terlibat memasukkan barang terlarang itu. Israel telah memasukkan setidaknya tiga nama dalam daftar ini selama beberapa hari terakhir.
Sementara itu media Israel, Yediot Ahronot, menyatakan dalam laman web site-nya, bahwa otoritas pajak bekerjsama dengan Dinas Keamanan Umum Israel di persimpangan Nitzana, telah menggagalkan penyelundupan 18 ton batu bara jenis Metallurgical Coke ke Jalur Gaza yang dituduhkan untuk memproduksi sanjata.
Situs 0404 yang dekat dengan militer Israel pekan lalu mengatakan, tentara Israel telah menggagalkan pengiriman batang las dari Tepi Barat ke Jalur Gaza yang dituduhkan akan digunakan oleh kelompok perlawanan Palestina untuk memproduksi senjata.
Baca Juga: Abu Ubaidah Serukan Perlawanan Lebih Intensif di Tepi Barat
Situs tersebut juga menyatakan, tentara Israel telah mengagalkan puluhan upaya untuk menyelundupkan peralatan-peralatan yang dianggap akan digunakan di terowongan serta berbagai kamera canggih di perbatasan Karim Abu Salim, terutama setelah ada laporan bahwa Hamas telah menanamkan mata-matanya di persimpangan tersebut. (K01/P2)