Dirjen Penguatan Inovasi: Pertumbuhan Digital Starup Indonesia Meningkat

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, saat menyaksikan Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara tenant PPBT dengan Lembaga Perbankan Perorangan dan Industri. (Foto: Kemenristekdikti)

Jakarta, MINA – Tahun 2017, Indonesia menjadi barometer pertumbuhan perusahaan pemula (starup) khususnya digital starup, karena tingkat pertumbuhan digital starup di Indonesia pada tahun 2016 mencapai tingkat tertinggi di kawasan Asia Tenggara 3,5 kali lipat dibanding tahun 2015.

Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Tinggi (Kemenristekdikti), Jumain Appe saat memberi sambutan pada acara Sosialisasi Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Tahun Anggaran 2018 di Jakarta, Kamis (7/12) malam.

“Tumbuh dan berkembangnya industri-industri inovatif atau perusahaan pemula berbasis teknologi di Indonesia akan memberikan manfaat pada terciptanya lapangan pekerjaan, meningkatnya ekonomi lokal, menambah pemasukan pajak, menghasilkan devisi dari ekspor dan penggunaan produk lokal,” katanya.

Sepanjang tahun 2017, tambahnya, program di Direktorat PPBT telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka mendukung produk inovasi ke arah hilirisasi dan komersialisasi.

“Dari hal itu, diantaranya adalah Pameran Inovator and Inovasi Indonesia Expo (I3E) dalam rangka mempromosikan dan mengenalkan produkinovasi teknologi kepada masyarakat yang dilaksanakan pada Oktober 2017 lalu di Surabaya,” ujarnya.

Lalu pada kesempatan yang sama, dilakukan juga Penandatanganan Kesepakatan Bersama antara tenant PPBT dengan Lembaga Perbankan Perorangan dan Industri yang disaksikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi () dan Dirjen Penguatan Inovasi.

Jumain menambahkan, Kemenristekdikti telah merancang berbagai program dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan inovasi di Indonesia. Ia menekankan pentingnya peranan penataan regulasi untuk menumbuhkembangkan perusahaan berbasis teknologi di Indonesia.

“Regulasi juga menjadi point utama dalam mengembangkan sebuah produk untuk industri. Perlunya dalam program ini menghubungkan antara para inovator industri dan pengambil kebijakan regulator agar proses pengembangan inovasi industri bisa berjalan dengan baik,” ucap Jumain.

Sementara Direktur Kimia Farma, Honesty Basyir memberikan apresiasi atas program dan kebijakan Kemenristekdikti di bidang inovasi. “Kami selaku pelaku Industri berterimakasih telah diberikan kesempatan untuk berkolaborasi dan bersinergi dengan perusahan startup di tanah air,” ujar Honesty.

Honesty juga sangat mendukung upaya Kemenristekdikti dalam melakukan hilirisasi dan komersialisasi hasil inovasi. “Hasil penelitian akan menjadi sia-sia jika tidak didorong menjadi suatu produk yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat banyak,” tambah Basyir.

Selain Menristekdikti dan Dirjen Penguatan Inovasi, turut hadir dalam acara tersebut antara lain Sekretaris Jendral Kemenristekdikti Ainun Na’im, Direktur Utama PT Kimia Farma Honesty Basyir, para Eselon 2 Kemenristekdikti, serta tamu undangan lainnya. (L/R09/R01)

Mi’raj News Agency (MINA)