Diskriminasi Terhadap Penumpang Muslim Oleh Maskapai Penerbangan Terus Terjadi

Jet Blue Airplane
Jet Blue Airplane

Pekan lalu, tepatnya 5 Maret 2016, sebuah maskapai Amerika Serikat, JetBlue yang akan terbang dari Boston ke Los Angeles, menurunkan paksa dua Muslimah, hanya karena alasan yang dicari-cari.

Maskapai penerbangan terbesar ke-5 di AS yang berpusat di Long Island City tersebut, memaksa kedua wanita berpakaian Islami itu, untuk turun setelah mendapat laporan dari awak kabin yang bertugas, yang menyatakan terganggu dengan cara menatap kedua wanita muslim itu ke arahnya.

“Pramugari memberitahu rekan kerjanya yang tidak menyukai cara dua wanita Muslim menatap ke arahnya,” kata penumpang penerbangan yang sama, Sharon Kessler.

Kejadian yang memicu kontroversi itu mencuat ke permukaan setelah seorang jurnalis dan mantan editor majalah Wired, Mark Frauenfelder mengunggah video pribadinya ke Youtube.

Sikap pramugari yang dipaparkan dalam video berdurasi kurang dari dua menit itu dinilai berlebihan oleh Mark, karena menurutnya wanita Muslim itu tidak melakukan apapun kepada awak kabin itu.

Sementara itu, maskapai JetBloe yang didirikan pada Agustus 1998 terebut, membela tindakan mereka dengan melalui sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa apa yang dilakukan awak kabin hanyalah melakukan sesuatu sesuai dengan prosedur keamanan.

“Prioritas pertama awak kami adalah  keamanan untuk penerbangan kami, bertindak sebagai tindak pencegahan. Kami meminta siapa saja memaklumi hal ini,” kata mereka.

Pernyataan itu menambahkan, “Lebih dari 35 juta pelanggan kami dari berbagai budaya dan latar belakang menggunakan JetBlue tanpa insiden setiap tahun.”

Namun demikian JetBlue juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dalam pernyataan itu.

Insiden ini hanyalah salah satu dari banyak tindakan dugaan terhadap Muslim, berbusana muslim, atau mereka yang dianggap mengikuti Islam, yang sudah beberapa kali terjadi di bandara, di pesawat terbang, di jalananan,  dan tempat lain.

Pekan lalu, seorang pria muslim Inggris diminta turun dari sebuah pesawat di Luton oleh polisi bersenjata, setelah sesama penumpang membaca naskah doa  di handphone-nya. Para penumpang itu melaporkan dia sebagai ancaman keamanan.

Sementara itu Januari lalu, seorang pria Muslim yang akan melakukan penerbangan dari Manchester menuju Maroko, mengatakan kepada suratkabar Telegraph, ia diberitahu staf perusahaan untuk meninggalkan pesawat, sebelum diinterogasi oleh polisi.

November lalu, Al-Jazeera melaporkan, seorang wanita  jurnalis berpendidikan yang menerima beasiswa Fulbright Scholar and Stanford, pendidik dan seniman, Kameelah Rashad, menderita  trauma, karena disuruh turun dari pesawat yang akan membawanya ke Turki, di bandara New Jersey untuk diinterogasi.

“Ini merupakan upaya untuk mempermalukan dan mengutuk saya. Saya rasa ini terjadi karena aku Muslim,” katanya.(P004/P2)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.