Kolombo, 17 Ramadhan 1428/12 Juni 2017 (MINA) – Polisi Sri Lanka telah menangkap seorang tokoh kunci dari sebuah organisasi Buddha ekstremis yang dipersalahkan atas serangkaian kejahatan kebencian terhadap Muslim yang menuai kecaman internasional.
Pria 32 tahun dari organisasi radikal Bodu Bala Sena (BBS), atau Angkatan Umat Buddha, adalah tersangka pertama yang ditangkap sehubungan dengan serangan pembakaran terhadap umat Islam yang telah memicu ketegangan agama.
Juru bicara polisi, Priyantha Jayakody, mengatakan penyelidikan berlanjut ke 16 kasus ‘insiden besar’ pembakaran sejak April yang menyerang rumah-rumah Muslim, bisnis, masjid, dan sebuah pemakaman.
“Kami mengambil sikap tegas melawan kejahatan tersebut,” ujar Jayakody seperti dimuat Saudi Gazette, Senin (12/6), yang dikutip MINA.
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi
Pria yang ditahan tersebut terkait langsung dengan setidaknya empat serangan pembakaran di daerah pinggiran Kolombo, kata polisi. Individu yang tak diidentifikasi itu telah ditahan sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.
Polisi dikritik karena gagal membekuk pemimpin kelompok Buddha radikal Galagodaatte Gnanasara yang saat ini buron, sementara komunitas Muslim minoritas mengalami serangan dengan batu dan bom bensin.
Jayakody mengatakan, tersangka yang ditahan adalah rekan dekat Gnanasara, seorang biksu ekstremis yang menghilang sejak akhir Mei ketika polisi memerintahkan dia untuk menyerahkan diri untuk menjalani pemeriksaan.
“Empat tim spesialis sedang memburu dalang BBS,” tambahnya.
Baca Juga: Pengadilan Belanda Tolak Gugatan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel
Dalam pesan video yang dikeluarkan pada Ahad, juru bicara BBS membantah bahwa kelompok tersebut berada di balik serangan anti-Muslim, namun menuduh pemerintah mengizinkan ekstremisme Islam berkembang di negara mayoritas Buddha.
“Dalam satu atau dua dekade, agama Buddha akan berada di bawah ancaman serius di Sri Lanka,” kata juru bicara Dilanthe Withanage.
BBS dituduh menghasut kerusuhan agama pada pertengahan 2014 yang menyebabkan empat orang tewas, namun lolos dari tuntutan hukum di bawah pemerintahan Presiden Mahinda Rajapaksaa.
Saudara laki-laki Rajapaksa, Gotabhaya, mantan menteri pertahanan, disebut-sebut dekat dengan kelompok tersebut. (R11/P1)
Baca Juga: Macron Resmi Tunjuk Francois Bayrou sebagai PM Prancis
Miraj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Jerman Batalkan Acara Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik dengan Israel