New York, MINA – Dewan Keamanan PBB mendesak Taliban di Afghanistan untuk merubah kebijakan dan praktik yang semakin mengucilkan perempuan dari kehidupan publik, Selasa (27/12).
Dewan beranggotakan 15 negara itu menyatakan keprihatinan yang mendalam dalam sebuah pernyataan bahwa Taliban telah menangguhkan akses ke universitas bagi perempuan dan anak perempuan, Anadolu Agency melaporkan.
Ini mengecam penangguhan sekolah di atas kelas enam untuk anak perempuan Afghanistan dan menuntut partisipasi penuh, setara dan bermakna dari perempuan dan anak perempuan di Afghanistan.
Dewan mendesak Taliban untuk membuka kembali sekolah dan dengan cepat membalikkan kebijakan dan praktik, yang “mewakili peningkatan erosi” terhadap penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan fundamental.
Baca Juga: HRW: Pengungsi Afghanistan di Abu Dhabi Kondisinya Memprihatinkan
Mengekspresikan keprihatinan yang mendalam mengenai laporan bahwa Taliban telah melarang pegawai perempuan LSM dan organisasi internasional untuk pergi bekerja, Dewan mengatakan, hal itu akan berdampak signifikan dan langsung pada operasi kemanusiaan di negara tersebut.
Juru Bicara Kementerian Ekonomi Abdulrahman Habib pada hari Sabtu (24/12) mengatakan, karyawan wanita tidak diizinkan bekerja sampai pemberitahuan lebih lanjut karena sebagian tidak mematuhi interpretasi pemerintah tentang aturan berpakaian Islami untuk wanita.
Menurut Menteri Pendidikan Tinggi Taliban, Neda Mohammad Nadeem, para siswa perempuan telah tidak mengikuti instruksi termasuk aturan berpakaian yang pantas. (T/RI-1/B04)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Gunung Berapi Kanlaon di Filipina Meletus, 45.000 Warga Mengungsi