Jakarta, MINA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun trotoar yang terintegrasi dengan moda transportasi umum di 31 ruas jalan di Jakarta. Pembangunan trotoar yang akan terintegrasi dengan MRT, BRT, dan KRL hingga 2020 diperkirakam akan menelan biaya sekitar Rp1,1 triliun.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengatakan tahun ini revitalisasi trotoar sudah berjalan di lima titik di lima wilayah Jakarta, dengan anggaran Rp275 miliar. Sekarang progres total antara 30 sampai 35 persen, dan diharapkan selesai di akhir Desember 2019 nanti.
“Di Jakarta Selatan diadakan revitalisasi trotoar di Jalan Kemang Raya dan Kemang I, dan Satrio Casablanca; di Jakarta Pusat di Jalan Cikini Raya dan Salemba; di Jakarta Barat di Jalan Latumenten; di Jakarta Utara Yos Sudarso, dan Danau Sunter Selatan; dan di Jakarta Timur di Jalan Otista,” tutur Hari dalam keterangan persnya di Taman Sepeda Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/8).
Kemudian, lanjut Hari, setelah terbit Ingub Nomor 66/2019 Tentang Percepatan Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Udara, pembangunan trotoar akan dipercepat lagi. Pada 2020 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah merencanakan anggaran hampir Rp1,1 triliun untuk pembangunan trotoar dengan total panjang 47 kilometer.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
“Di tahun 2020 kita sudah merencanakan atau mendesain bahwa tempat-tempat yang terintegrasi dengan MRT, BRT, maupun KRL. Kita sudah petakan, dari dalam Ingub itu ada sekitar 25 ruas jalan protokol, arteri maupun penghubung, namun kita mempersiapkkan 31 ruas jalan protokol, arteri dan penghubung diantaranya di Jalan MT Haryono, Gatot Subroto, Rasuna Said, dan Jalan Suprapto,” paparnya.
Terkait pedestrian yang terintegrasi dengan angkutan MRT, Hari menerangkan, dari sekian puluh stasiun MRT, setelah dicek ternyata ada delapan stasiun yang harus dibenahi pedestriannya, supaya akses untuk pejalan kaki lebih nyaman dan cepat saat menuju MRT.
“Pertama Stasiun MRT di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete, Blok A, Blok M, Benhil, sampai Stasiun Setiabudi,” terangnya.
Selain itu, akan ada juga pembangunan 15 JPO 15 JPO di 2020, serta halte. Dengan adanya pedestrian, JPO dan halte yang tertata dengan baik, diharapkan masyarakat semakin nyaman mengakses transportasi umum.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Anies: Empat prioritas utama
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menyampaikan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam melakukan penanganan permasalahan transportasi Jakarta telah menyusun empat prioritas utama.
Pertama, bagaimana pejalan kaki terfasilitasi dengan baik, karena berjalan kaki merupakan moda transportasi yang paling murah dan dimiliki setiap orang. Kedua, kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda, atau motor listrik. Ketiga angkutan umum, dan keempat kendaraan pribadi.
“Untuk prioritas yang pertama, kita pahami bahwa sesuai Intruksi Gubernur Nomor 6/2019, beliau secara tegas mengatakan kita harus melakukan integrasi secara menyeluruh. Karena itu, jalur pedestrian yang dibangun seluruhnya harus mengarah dengan sistem angkutan umum yang dibangun sebelumnya,” ujarnya.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
Mulai tahun ini semua penataan jalur pedestrian di Jakarta akan mengarah pada jaringan angkutan umum yang ada. Dengan pola ini diharapkan, warga Jakarta dapat melakukan perjalanan dengan nyaman dan tenang.
“Selama ini karena memang fasilitas bagi pejalan kaki tidak disiapkan dengan terintegrasi dengan angkutan umum, maka orang dari rumah berpikir saya naik apa dari rumah,” katanya. (L/R11/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah