DMI: Arab Saudi Akan Bantu Masjid di Palu dan Donggala

Jakarta, MINA – Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin saat menunaikan  ibadah umrah baru-baru ini, mengadakan dua pertemuan penting dengan dua pejabat pemerintah Arab Saudi.

Syafruddin yang juga Menteri Negara PAN dan RB bertemu dengan pimpinan Kantor Imigrasi Jeddah Brigjend Muhammad As Syarif dan Wakil Museum Rumah Rasulullah di Hotel Raffles Mekkah.

Dalam pertemuan tersebut, Muhammad As Syarif menyatakan niatnya memberikan bantuan untuk pembangunan masjid yang rusak akibat bencana alam di Palu dan Donggala melalui DMI.

As Syarif berharap bantuan yang akan diberikan dapat membantu umat Islam di wilayah terdampak bencana khususnya Palu dan Donggala untuk dapat kembali menjalankan ibadah, demikian keterangan perss DMI, Senin (7/1).

Ketua Harian DMI, Syafruddin mengungkapkan rasa terima kasih dan apresiasi terkait bantuan pembangunan masjid yang diberikan Pemerintah Arab Saudi.

“Terima kasih atas perhatian dan bantuan yang diberikan untuk pembangunan masjid di Indonesia. Semoga dengan bantuan ini akan semakin meningkatkan keimanan para korban bencana khususnya di Palu dan Donggala,” katanya.

Dia juga menjelaskan DMI berperan aktif memberikan bantuan saat bencana alam terjadi di seluruh wilayah Indonesia seperti Lombok, Sulawesi Tengah dan yang terbaru di kawasan Banten serta Lampung.

Peranan DMI dengan memberikan bantuan aspek religius, alasannya karena bantuan kemanuasiaan berupa makanan dan obat saat bencana jumlahnya akan sangat banyak. sedangkan bantuan religius bagi korban bencana sangat kurang.

“Saya perintahkan langsung pengurus DMI untuk bangun masjid semi permanen,” ujarnya.

Terkait bencana gempa dan tsunami yang menimpa Palu, Donggala dan Sigi menghancurkan setidaknya 195 masjid. DMI menargetkan akan membangun seratus masjid di tiga wilayah bencana tersebut.

Sementara itu saat melakukan pertemuan dengan Wakil Museum Rumah Rasulullah, Ahmad Al Ghahtan, Syafruddin melakukan pembicaraan serius terkait rencana pembangunan Museum Rasulullah di komplek Kawasan Masjid Al Markaz, Makassar.Pertemuan keduanya berlangsung dalam suasana penuh kehangatan dan keakraban.

Kemudian Ahmad Al Ghahtan menyatakan, niatnya  untuk membangun Museum Rasulullah di kawasan Masjid Al Markaz, Makassar. Syafruddin menyambut gembira niat pembangunan museum tersebut.

“Tentu ini merupakan niat yang sangat mulia dan menggembirakan bagi seluruh umat Islam yang ada di Indonesia,” ungkapnya. Ia mengatakan rencana pembangunan Museum Rasulullah di Masjid Al Markaz, Makassar sejalan dengan 10 program unggulan DMI.

“Tentu nantinya Museum Rasulullah ini akan dapat meningkatkan syiar dan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Selain itu juga sejalan dengan program DMI, menjadikan masjid sebagai destinasi religius,” kata Syafruddin.

Masjid Al Markaz dibangun pada tahun 1994 atas prakarsa mantan Panglima ABRI, Jendral Purn M. Jusuf. Arsitektur masjid yang terdiri dari tiga lantai ini terinspirasi dari Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Meski begitu, bentuk masjid tidak melupakan unsur arsitektur khas Sulawesi Selatan. Hal ini terlihat dari atap berbentuk kuncup segi empat yang mengambil ilham dari Masjid Katangka, Gowa masjid tertua di Sulawesi Selatan dan rumah Bugis-Makassar pada umumnya. Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Al Markaz Al Islami juga menjadi pusat pengembangan dan penelitian, sosial budaya, pendidikan hingga ekonomi. (L/R03/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.