DPR RI APRESIASI PEMBANGUNAN RS INDONESIA DI GAZA

Ketua DPR RI Nova Styanto (tengah), didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, berdiskusi dengan Presidium MER-C Joserizal Jurnalis.(Foto: Rendi/MINA)
Ketua RI Setya Novanto (tengah), didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah,  dengan Presidium Joserizal Jurnalis. (Foto: Rendi/MINA)

Jakarta, 1 Rajab 1436/20 April 2015 (MINA) – Ketua Setya Novanto sangat mengapresiasi pembangunan di Jalur yang digagas lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) melalui sumbangan dana amanah rakyat Indonesia.

“Kami sangat mengapresiasi pendirian Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebagai langkah konkret dukungan Rakyat Indonesia untuk Rakyat Palestina,” kata Novanto saat menerima kunjungan delegasi MER-C dipimpin oleh dr. Joserizal Jurnalis, di ruang kerjanya Lantai III Gedung Nusantara III, kompleks DPR/MPR/DPD Senayan, Senin (20/4).

Didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Staf Ahli Ketua DPR Nurul Arifin, Ketua DPR lebih lanjut menyambut baik peresmian RS Indonesia yang dijadwalkan pada awal Juni 2015 mendatang dan berniat hadir dalam peresmian itu.

MER-C telah melakukan koordinasi intensif bersama pemerintah mengenai rencana peresmian RS Indonesia di Jalur Gaza tersebut.

“Kami benar-benar menyambut baik, bangunan RS Indonesia desainnya sangat bagus,” ujar Novanto saat melihat galeri foto proses pembangunan RS Indonesia di Gaza pada hardcopy presentasi MER-C yang diterimanya.

Fahri Hamzah, Wakil Ketua DPR bidang Kesejahteraan Rakyat, mengatakan, RS Indonesia merupakan aksi nyata sumbangan rakyat Indonesia untuk rakyat Palestina.

Dia juga mengusulkan kepada Ketua DPR agar pemerintah memberikan anggaran untuk mendukung aktifitas RS Indonesia itu dalam perencanaan APBN nanti.

“Tentunya ini membawa Indonesia menjadi terdepan dalam dukungan kepada Palestina melalui berbagai bantuan nyatanya,” ujar Fahri.

Fahri Hamzah yang akan memimpin sidang pembahasan Palestina dalam Konferensi Parlemen Asia Afrika 2015 tanggal 23 April 2015 mendatang, menyatakan, akan menjadikan pembangunan RS Indonesia, menjadi salah satu bahan presentasi dalam sidang konferensi tersebut.

Rumah Sakit Indonesia berlokasi di Bayt Lahiya, Gaza Utara, merupakan sumbangan rakyat Indonesia kepada rakyat Palestina yang digagas oleh lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C). Pekerjaan pembangunan fisik RS Indonesia itu juga dikerjakan sendiri oleh anak-anak bangsa yang datang langsung ke Jalur Gaza, termasuk para insinyur antara lain Ir. Nur Ikhwan Abadi, Ir. Edi Wahyudi.

Rombongan relawan terakhir yang ada sekarang juga mengawal proses pengadaan alat-alat kesehatan bernilai Rp. 65,1 miliar lebih.

Rumah Sakit itu dibangun di atas areal seluas 16.261 m2 yang merupakan wakaf dari Pemerintah Palestina di Gaza, berlantai dua tambah basement, dengan tipe rumahsakit traumatologi dan rehabilitasi, kapasitas 100 tempat tidur.

Proses pembangunan yang cukup sulit, karena terbatasnya material di daerah terblokade tersebut akhirnya bisa terealisasi, meskipun para relawan sempat menghadapi dua peperangan besar pada 2012 dan 2014 saat proses pengerjaan berlangsung, namun demikian para relawan tetap tegar dan terus melanjutkan pembangunan.

Warga Gaza sangat menantikan RS Indonesia ini beroperasi. MER-C, mengharapkan dukungan dari rakyat Indonesia dengan memberikan dukungan dan bantuan baik moril maupun material. Tak menerima bantuan asing.

Pembangunan RSI dimulai sejak 14 Mei 2011. Pada akhir April 2012, pembangunan tahap 1 untuk struktur RS Indonesia selesai. Pada 1 November 2012, pembangunan tahap 2 RS Indonesia untuk pekerjaan Arsitektur dan ME (Mechanical Elctrical) dimulai dan selesai pada akhir 2014.

Diplomasi Kemanusiaan

Presidium MER-C Joserizal menyatakan, RS Indonesia yang dibangun anak-anak bangsa adalah rumah sakit terbesar dan terlengkap di Gaza.

“RS Indonesia dibangun atas dana amanah dari rakyat Indonesia, ada yang menyumbang Rp 1000, Rp 100.000, hingga 100 juta rupiah. Oleh karena itu, karena dari dana publik, tentunya MER-C perlu melaporkan kepada wakil rakyat,” kata dokter ahli bedah tulang itu.

Dalam pertemuan dengan Pimpinan DPR, Joserizal melaporkan total biaya untuk RS Indonesia menghabiskan Rp 120 miliar yang didapat dari pengumpulan dana 100 persen sumbangan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Joserizal menyatakan RS Indonesia di Jalur Gaza Palestina dapat menjadi humanitarian diplomacy (diplomasi kemanusiaan), di mana setelah peresmian Indonesia akan ada pertukaran para ahli Indonesia dan Palestina khususnya di bidang medis.

Untuk merealisasikan diplomasi kemanusiaan di Palestina, MER-C juga telah membangun bangunan Wisma Indonesia bersebelahan dengan RS Indonesia di Gaza, sebagai representasi rakyat Indonesia di Palestina.

“Meski nantinya RS Indonsia diserahkan ke Palestina, namun dukungan riil rakyat Indonesia akan terus berjalan, tukar menukar knowledge melalui para ahli Indonesia dan Palestina, tentunya menjadikan persahabatan Indonesia-Palestina semakin kokoh,” ujarnya.”(L/R05/P011-P2)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0