Dua Ilmuwan Indonesia Terpilih Ikuti ASEAN Science and Technology Fellowship

Jakarta, MINA – Dr. Ahmad Agus Setiawan dari Universitas Gadjah Mada dan Dr. Muhammad Makky dari Universitas Andalas terpilih untuk mengikuti ASEAN Science and Technology (S & T) Fellowship  tahun 2018/2019, yang disponsori oleh Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), ASEAN dan ASEAN Foundation.

“Dr. Setiawan dan Dr. Makky dipilih karena rekam jejak prestasi serta potensinya untuk memajukan penyusunan kebijakan berbasis sains di ASEAN,” demikian keterangan tertulis Kedutaan AS di Jakarta yang diterim MINA, Kamis (28/6).

Sebagai dosen di Departemen Teknik Nuklir dan Teknik Fisika di Universitas Gadjah Mada, Dr.Setiawan saat ini berkontribusi pada perumusan rancangan peraturan pemerintah tentang energi terbarukan untuk Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sementara Dr. Makky adalah dosen dan koordinator Penjaminan Mutu di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Universitas Andalas, Padang.

ASEAN S & T Fellowship memberikan kesempatan bagi para ilmuwan muda dan madya dari negara-negara anggota ASEAN untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan analitis dalam memecahkan tantangan kebijakan publik.

Para penerima fellowship ditempatkan di berbagai kementerian atau lembaga lain di negara asalnya selama setahun untuk meningkatkan kapasitas teknis lembaga tersebut dalam membuat keputusan kebijakan berdasarkan data dan informasi yang dapat mengatasi berbagai masalah sulit yang dihadapi di wilayah tersebut.

Para penerima fellowship akan mencurahkan waktu, pengetahuan dan keterampilannya untuk mendorong para penyusun kebijakan menggunakan lebih banyak pendekatan berbasis sains dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan.

Fellowship ini mengikuti Rencana Aksi ASEAN tentang Sains, Teknologi, dan Inovasi tahun 2016-2025 dengan berfokus pada prioritas berikut: perubahan iklim, energi berkelanjutan; dan ilmu pengetahuan, teknologi, serta kebijakan inovasi.

Melalui proses aplikasi yang kompetitif, Dr. Setiawan dan Dr. Makky dipilih oleh para ahli dari Divisi Sains dan Teknologi Sekretariat ASEAN, USAID dan U.S. Mission to ASEAN.

Setelah terpilih, keduanya bergabung dengan 15 orang lainnya dari Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Burma, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam dalam satu kelompok. Kegiatan pertama para penerima fellowship adalah orientasi dan lokakarya pada tanggal 25-30 Juni 2018, di Jakarta, Indonesia. (R/R11/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)