Tanggerang, MINA – Kedua insiyur relawan lembaga kemanusiaan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali ke Rakhine, Myanmar untuk mengawasi proses pembangunan Rumah Sakit (RS) Indonesia.
Kedua insinyur tersebut yaitu Nur Ikhwan Abadi dan Ahmad Fauzi yang sebelumnya telah membangun RS Indonesia di Jalur Gaza, Palestina. Kini diberangkatkan ke Myanmar pada Selasa (13/11) pagi ditugaskan untuk mengawasi pembangunan yang sudah memasuki tahap pembangunan bangunan utama sampai selesai. Diperkirakan akan memakan waktu selama 10 bulan ke depan.
Keberangkatan ini dilakukan setelah keluarnya izin tinggal di Mrauk U, Rakhine State dari Pemerintah Myanmar.
Baca Juga: Longsor di Salem, Pemkab Brebes Kerahkan Alat Berat dan Salurkan Bantuan
Sebelumnya pada akhir Oktober lalu, Ketua Tim Pelaksana Pembangunan RS Indonesia, Insiyur Idrus M. Alatas telah berangkat ke Rakhine State untuk melakukan tender bangunan utama.
“Pada akhir Oktober lalu, kami telah melakukan tender bangunan utama yang diikuti oleh lima kontraktor lokal. Pada tanggal 26 Oktober 2017 kami sudah menetapkan pemenang tender sekaligus melakukan tanda tangan kontrak pembangunan dengan kontraktor pemenang, Rakhapura Co Ltd. Kontraktor ini sudah memiliki pengalaman membangun sekolah Indonesia di Rakhine State,” terang Idrus.
“Saat ini kontraktor sudah memulai persiapan pembangunan berupa mobilisasi peralatan berat dan pengadaan sejumlah material pembangunan. Hari ini dua insinyur kita berangkatkan untuk melakukan pengawasan seluruh proses pembangunan mulai dari persiapan sampai dengan pembukaan nantinya,” tambahnya.
Keberangkatan kedua insinyur dilepas oleh Presidium MER-C, Ir. Faried Thalib dan dr. Arief Rachman juga para keluarga relawan yang akan bertugas, staf MER-C dan sejumlah relawan.
Baca Juga: Tausiyah Kebangsaan, Prof Miftah Faridh: Al-Qur’an Hadits Kunci Hadapi Segala Fitnah Akhir Zaman
Insiyur Faried Thalib berharap keberangkatan tim kali ini bukan hanya sekedar mengawal proses pembangunan namun dapat merajut silaturahmi dengan saudara-saudara di sana dan masyarakat di Rakhine State, Myanmar.
“Tugas kita tidak sekedar pengawasan tapi juga membantu mewujudkan sebuah perdamaian yang abadi. Mudah-mudahan ALLAH melindungi, memberikan kesehatan sehingga perjalanan jihad profesi ini betul-betul dalam ridho ALLAH SWT. Semoga tim yang akan bertugas diberi kekuatan dan keluarga yang ada di Indonesia dalam keadaan baik,” harap Faried.
Faried juga berpesan agar tim senantiasa menjaga ketulusan, keikhlasan dan profesionalitas selama bertugas.
Kedua insinyur yang menjadi relawan MER-C berasal dari jaringan pondok pesantren Al Fatah. Nur Ikhwan dari pon pes Al Fatah Muhajirun, Lampung sedangkan Ahmad Fauzi berasal dari pon pes Al Fatah Samarinda, Kalimantan Timur. (L/R10/P2)
Baca Juga: Pembukaan Silaknas ICMI, Prof Arif Satria: Kita Berfokus pada Ketahanan Pangan