Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua Mahasiswa Indonesia Raih IPK Tertinggi di Pascasarjana Universitas Ez-Zitouna Tunisia

Rana Setiawan - Senin, 14 Maret 2016 - 17:48 WIB

Senin, 14 Maret 2016 - 17:48 WIB

642 Views

(Sumber: PPI Tunisia)
(Sumber: PPI <a href=

Tunisia)" width="382" height="565" /> (Sumber: PPI Tunisia)

Tunis, 5 Jumadil Akhir 1437/14 Maret 2016 (MINA) – Nama Indonesia kembali harum ketika dua putra Indonesia ini raih IPK Tertinggi di antara mahasiswa asing Asia di Universitas Ez-Zitouna, Tunisia.

IPK tertinggi di antara mahasiswa asing Asia di kampus Ushuluddin diraih Irhamni Rofiun, mahasiswa jurusan Syariah dan Hukum. Sedangkan di kampus Hadlarah diraih oleh Muhammad Ariandi, mahasiswa jurusan Aqidah Filsafat.

Keduanya tercatat sebagai alumni Al-Azhar, Mesir tahun 2010 dan 2013, demikian keterangan pers PPI Tunisia yang diterima Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Senin (14/3).

Irhami menyatakan rasa syukurnya kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala dan sempat kaget saat IPK-nya bisa mengalahkan mahasiswa Oman, Libya, Burkinafaso dan mahasiswa lainnya.

Baca Juga: Bank dan Toko-Toko di Damaskus sudah Kembali Buka

“Alhamdulillah, saya bahagia, apalagi semua kawan saya dinyatakan lulus. Ini berkat doa semua orang yang mendukung saya untuk melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi, terkhusus Umi, Abi (kedua orangtua) dan keluarga besar saya di tanah air. Semoga target gelar doktor tercapai. Aamiin,” ujar Irhamni sambil terjerembab air matanya.

Irhamni adalah mahasiswa asal Bekasi, lulusan terbaik Ponpes Attaqwa tahun 2006 yang ternyata pernah mendapatkan hadiah pergi haji karena meraih Juara Pertama Olimpiade Intelektual tingkat Nasional PPMI Mesir cabang Cerdas Cermat Bahasa Arab dan Inggris.

Sementara Muhammad Arie Andhy, mahasiswa yang memiliki senyum lebar, juga mengatakan sangat bersyukur dan ia memiliki target dalam bidang akademis dan ingin cepat mengabdi ke Indonesia, tentunya  ingin segera menikah.

Dia mengharapkan semoga mahasiswa yang berprestasi atau nilai tertinggi mendapatkan apresiasi dari pejabat pemerintah.

Baca Juga: Ratu Elizabeth II Yakin Setiap Warga Israel adalah Teroris

“Jika di Mesir biasanya dari KBRI langsung memberikan hadiah uang saku kepada seluruh mahasiswa yang berprestasi atau yang memperoleh nilai tertinggi di tingkatannya masing-masing. Hal seperti itu (walau bukan tujuan) bisa mendorong semangat mahasiswa untuk semakin giat berprestasi mengharumkan Indonesia di luar negeri,” tambahnya.

Ariandi adalah mahasiswa asal Lombok yang juga aktif memberikan bimbingan belajar kepada mahasiswa baru, juga saat ini menjabat sebagai Koordinator Pendidikan dan Dakwah DP-PPI Tunisia 2015-2016.

Universitas Ez Zitouna merupakan rintisan dari Taklim Zaitouni yang berlokasi di Jami’ Zaitouna, salah satu cikal bakal lembaga pendidikan Islam tertua di Dunia.

Sejak dulu Jami’ Zaitouna, Tunisia terkenal dengan transmisi ilmu keagamaan, akan tetapi bukan hanya di Jami’ Zaitouna saja, bahkan di masjid-masjid, dan rumah-rumah para ulama juga dipelajari berbagai macam disiplin ilmu.

Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris

Jami’ Zaitouna memiliki peran besar di dalam menjaga eksistensi teologi Islam, ilmu-ilmu syariat dan peradaban arab. Begitu juga dalam hal kontribusi peradaban Islam terhadap Tunisia dan negara-negara lain tempat berdatangannya para pelajar Zaitouna.

Zaitouna sendiri telah menelurkan cendikiawan para pakar fikih bermadzhab Maliki, seperti Syaikh Salim bu Hajib, Syaikh Muhammad At Thahir An-Nifar, Muhammad An-Najjar, Muhammad Aziz Ja’ith, dan yang lainnya. Tak kalah juga yang bermadzhab Hanafi seperti Ahmad Hamidah ibnu Alkhoujah, dan Ahmad Karim.

Kini, Universitas Ez Zitouna terdiri dari dua kampus Islam, pertama kampus Ushuluddin dan kedua kampus Hadlarah. Untuk tingkat pascasarjana kampus Ushuluddin terdiri dari jurusan Syariah dan Hukum, Keuangan Islam, Akidah dan Perbandingan Agama, Restorasi Warisan Klasik, Peradaban Islam, Alfaridhah, Ulumul Qur’an atau Tafsir dan Hadits. Dengan jumlah tingkat akhir yang lulus pada tahun ini sebanyak 199 mahasiswa.

Sedangkan kampus Hadlarah hanya memiliki empat jurusan, di antaranya: Fiqih, Ilmu Qiro’at, Peradaban, dan Akidah Filsafat. Dengan jumlah tingkat akhir yang dinyatakan lulus pada tahap awal sebanyak 73 mahasiswa.(L/K06/R05)

Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: PBB: Serangan Israel ke Suriah Harus Dihentikan

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Palestina
Indonesia
Dunia Islam
Desa Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah terendam banjir pada Februari 2024. (Istimewa)
Indonesia
Indonesia
Internasional
Khutbah Jumat