Dukung Rekonsiliasi Saudi-Qatar, Dua Ulama Terkemuka Saudi Ditangkap

Syaikh Salman Al-Audah (kiri) dan Syaikh Awad Al-Qarni (kanan) – (Gulf Times)

Riyadh, MINA – Dua ulama terkemuka Arab , Dr. Syaikh Salman Al-Audah dan Syaikh Awad Al-Qarni, telah ditangkap, menurut beberapa sumber media sosial, wartawan dan lainnya, karena dukungan untuk antara Arab Saudi dan .

Syaikh Al-Audah ditangkap pada Sabtu malam (9/9) di rumahnya oleh tiga anggota aparat keamanan setelah statusnya berisi harapan agar Saudi dan Qatar menebus kesalahan demi negara mereka, laporan Middle East Eye, Senin (11/9).

Unggahan yang dianggap sebagai kritik terhadap kerajaan diunggah, menanggapi telepon antara Emir Qatar dengan pangeran mahkota Saudi, yang memicu kelompok lain dan menyebabkan Saudi menangguhkan semua pembicaraan.

“Semoga Tuhan menyelaraskan antara hati mereka demi kebaikan bangsanya,” tulis Al-Audah, doktor alumni Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa’ud Riyadh, di akun twitternya.

 

Al-Audah, seorang ulama berpengaruh yang pernah dipenjara dari tahun 1994-1999 karena memberikan kritik pedas atas perubahan politik kerajaan.

Pemilik 14 juta pengikut di twitter itu ditahan karena dugaan adanya unggahan tweet yang dia kirim berupa dukungan penyelesaikan diplomatik Arab Saudi dengan Qatar, menurut kelompok hak asasi manusia Saudi AlQST.

Ulama terkemuka lainnya Syaikh Al-Qarni, dengan 2,2 juta pengikut twitter, juga dilaporkan telah ditahan.

Awad al-Qarni adalah salah satu pengkhotbah Islam yang paling menonjol di Arab Saudi, sering memberikan banyak wawancara TV,  menulis beberapa buku dan dikenal memiliki media sosial yang besar.

Ia juga termasuk satu di antara 500 tokoh Muslim berpengaruh di dunia tahun 2017.

Dua ulama tersebut ditangkap bersama sekitar 20 orang telah ditangkap kerajaan dalam 24 jam terakhir.

Keluarga Al-Saud yang berkuasa selalu menganggap kelompok-kelompok kritis Islam sebagai ancaman internal terhadap pemerintahannya.

Para aktivis oposisi Saudi yang diasingkan telah menyerukan demonstrasi pada 15 September yang menyerukan suara oposisi terhadap keluarga kerajaan. (T/RS2/P2)

Mi’raj News Agency (MINA)