Dunia Internasional Diminta Lindungi Pengungsi Rohingya dari COVID-19

Kamp Pengungsi Rohingya (foto istimewa)

New York, MINA – Organisasi-organisasi non pemerintah mendesak masyarakat internasional untuk melindungi dari ancaman atau Covid-19.

Arakan Rohingya Union (ARU), Dewan Amerika Serikat (USCMO), dan Dewan Rohingya Eropa (ERC) dalam pernyataan bersamanya mengatakan, kamp-kamp pengungsi Rohingya yang sangat padat di Bangladesh, India dan Arakan, Myanmar sangat rentan terhadap menularnya wabah virus corona.

“Dari lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya di Bangladesh,  dilaporkan sebagai kamp pengungsi terbesar di dunia dengan kepadatan penduduk lebih dari 40.000 orang per kilometer persegi,” kata pernyataan tersebut dalam siaran pers yang diterima MINA, Senin (30/3).

Sementara di Arakan, lebih dari 200.000 pengungsi Rohingya dan beberapa ribu kelompok etnis lainnya tinggal di kamp-kamp kumuh dengan kepadatan tinggi.

“Oleh karena itu, mendesak masyarakat internasional untuk memobilisasi lembaga pemerintah, komunitas medis, dan organisasi perawatan kesehatan untuk melindungi komunitas pengungsi Rohingya di  Asia Selatan dan Tenggara selama krisis kesehatan global pandemi Covid-19 saat ini,” tambah pernyataan itu.

Selain itu, mereka juga meminta layanan internet di kamp-kamp pengungsian dinyalakan kembali agar bisa memberikan pendidikan tentang kesehatan, sanitasi dan langkah-langkah pencegahan Covid-19 secara online.

“Edukasi perawatan kesehatan secara online adalah salah satu tindakan pencegahan paling penting selama masa kritis ini,” tegas pernyataan itu.

“Kami memuji Pemerintah Bangladesh karena telah mengambil langkah-langkah penting dalam koordinasi dengan WHO, UNHCR, dan lembaga internasional lainnya untuk mencegah penyakit dan mengatasi masalah kesehatan di area kamp dan di luarnya,” tambah pernyataan itu.

Namun, banyak lagi yang harus dilakukan untuk melindungi para pengungsi Rohingya yang sangat rentan.

“Untuk itu kami menyerukan kepada Pemerintah Myanmar untuk segera mengimplementasikan tindakan konkret melindungi Pengungsi Rohingya dan komunitas lainnya dari Covid-19 melalui koordinasi dengan badan-badan internasional.

Pemerintah Myanmar juga harus mengizinkan kelompok-kelompok bantuan internasional untuk mengirimkan pasokan medis, sanitasi, dan makanan yang diperlukan ke kamp-kamp pengungsi di Arakan.

Pemerintah Myanmar dan militer juga dihimbau untuk tidak mengeksploitasi situasi pandemi global COVID-19 terhadap pengungsi Rohingya dalam bentuk apa pun dan dengan sengaja menempatkan mereka dalam bahaya. (T/RE1/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)