Kairo, 21 Shafar 1435/24 Desember 2013 (MINA) – Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Mesir, Barakat al-Farra, mengatakan, pemerintah Mesir membuka gerbang perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza selama tiga hari mulai Selasa (24/12) ini.
Al-Farra mengatakan kepada wartawan Ma’an News di Kairo, Mesir, Senin (23/12) kemarin, keputusan pemerintah Mesir membuka gerbang Rafah menyusul adanya kontak intensif “tingkat tinggi” Kedutaan Besar Palestina dengan pejabat Mesir.
Kementerian Dalam Negeri Palestina di Jalur Gaza menegaskan dalam sebuah pernyataan resminya, perlintasan Rafah akan terbuka pada Selasa (24/12) sampai Kamis (26/12) malam.
Kementerian Palestina itu memutuskan untuk memberikan prioritas pada Selasa ini bagi pengunjung yang sebelumnya telah mendaftarkan diri untuk meninggalkan Jalur Gaza pada November 2013.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Pernyataan itu menekankan, kementerian Palestina memulai proses pendaftaran baru bagi mereka yang perlu melakukan perjalanan selama tiga hari mendatang. Terdaftar daftar sekitar 5000 orang yang telah disiapkan kementerian untuk kelur dari Jalur Gaza melalui Rafah.
Sejak militer menggulingkan Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang dipilih secara sah, militer Mesir telah memperketat kontrol atas perbatasan dengan Jalur Gaza.
Pada pekan terakhir, pemerintah Mesir telah berulang kali menutup atau membuka sebagian perbatasan Rafah, satu-satunya cara sekitar 1,8 juta penduduk Gaza dapat memasuki dunia luar setelah tujuh tahun embargo penjajah Israel terhadap daerah kantong Palestina itu.
Kebijakan tersebut telah menjadikan ribuan orang yang akan keluar dan masuk Jalur Gaza-Mesir terlantar di perbatasan kedua negara itu (Palestina-Mesir).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pihak militer Mesir juga telah meluncurkan kampanye untuk menghancurkan jaringan terowongan yang menghubungkan Jalur Gaza ke Mesir yang telah menyebabkan kekurangan bahan bakar dan kebutuhan pokok yang selama ini dipasok melalui terowongan tersebut.
Rafah adalah satu-satunya akses menuju dunia luar bagi rakyat Jalur Gaza akibat blokade penjajah Israel terhadap daerah kantong Palestina itu selama lebih dari tujuh tahun, penutupan Rafah ternyata menjadikan Jalur Gaza sebagai “penjara terbesar di dunia”.
Blokade telah membatasi impor dan ekspor dari Jalur Gaza dan telah menyebabkan krisis kemanusiaan dan kesulitan memperoleh kehidupan yang layak bagi warga Gaza. (T/P012/P02)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)