Diyarbakir-Turki, 6 Shafar 1435/9 Desember 2013 (MINA) – Sekelompok penyerang tak dikenal menculik empat tentara Turki di tenggara Diyarbakir, Turki Ahad (8/12).
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, penyerangan bertujuan melakukan sabotase proses perundingan antara pemerintah dengan Partai Pekerja Kurdistan (Parti Karkerani Kurdistan/PKK), untuk mengakhiri 30 tahun aksi kekerasan yang menewaskan lebih dari 40.000 orang.
“Bagaimanapun kami tetap melanjutkan proses perundingan dan tidak terpengaruh kejadian ini,” kata Erdogan, seperti diberitakan Anadoulu Agency dan dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
Tentara yang diculik terdiri dari dua sersan dan dua letnan, sedang dalam perjalanan kembali dari Provinsi Bingol, Turki. Mereka diculik saat kendaraannya dihentikan kelompok tidak dikenal, kemudian memeriksa identitas para tentara.
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Para penyerang diberitakan membakar kendaraan tentara dan membawa mereka ke ssatu tempat. Pihak keamanan setempat didukung angkatan udara memulai melakukan pencarian ke daerah Diyarbakir, Turki dan sekitarnya.
Sebuah sumber militer mengatakan bahwa operasi untuk menemukan mereka sedang berlangsung. Alasan di balik aksi penculikan itu masih belum diketahui secara pasti. Namun, diduga dampak dari meningkatnya ketegangan di di Yuksekova, Hakkari, Turki, setelah dua pengunjuk rasa Kurdi tewas dalam aksi bentrok dengan polisi Jumat (6/12) lalu.
Sementara itu, Partai Perdamaian dan Demokrasi Pro-Kurdi (Barış ve Demokrasi Partisi/BDP) menuntut agar Perdana Menteri Erdogan meminta maaf atas kematian rekan mereka beberapa waktu lalu.
“Kami ingin dengar permintaan maaf itu, “kata Ketua BDP Selahattin Demirtas, saat menghadiri pemakaman rekannya di Hakkari, Turki.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
PKK selama ini berjuang untuk mendapatkan wilayah otonomi Kurdi di Turki bagian tenggara sejak 1980-an. (T/P08/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama