Kairo, 24 Sya’ban 1434/3 Juli 2013 (MINA) – Presiden Muhammad Mursi dan lawan-lawannya diberikan batas waktu untuk mengakhiri kebuntuan politik. Di sisi lain, enam menteri Mursi meninggalkannya.
Mereka adalah menteri pariwisata, Hisham Zaazou, menteri komunikasi dan IT Atef Helmi, menteri urusan hukum dan parlemen, Hatem Bagato, menteri pengairan Abdel Qawy Khalifa, dan menteri lingkungan Khaled Abdel-Aal.
Yang terbaru, menteri keenamnya yang mengundurkan diri dari kabinet Mursi adalah Menteri Luar Negeri Mohamed Kamel Amr, baru-baru ini ia mengumumkan pengunduran dirinya, demikian seperti yang dilaporkan Aljazeera dan dikutip Kantor Berita Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Mursi menghadapi tekanan besar untuk mengundurkan diri dari jabatannya, dan adanya peringatan dari militer bahwa para politisi harus menyelesaikan krisis atau menghadapi transisi melalui tentara.
Mursi juga kehilangan dukungan dari Sami Enan, seorang penasehat militer yang mengundurkan diri pada hari Senin dan mengatakan bahwa tentara tidak akan pernah “meninggalkan kehendak rakyat.”
Ribuan pendukung Presiden telah menggelar aksi mendukung Mursi sejak Jumat di kawasan Kota Nasr. Mereka membela legitimasi presiden, mereka mengatakan dan berpendapat bahwa satu-satunya cara untuk menghapus Mursi yang terpilih secara demokratis adalah melalui kotak suara.
Dalam statement terbarunya pada selasa pagi, Mursi mengatakan bahwa ia bekerja dengan keras untuk mengadakan rekonsiliasi dan menyelesaikan krisis yang sedang melanda Mesir. Namun sayang, kerja kerasnya itu tak dianggap oleh kelompok oposisi yang menginginkan kejatuhannya.(T/P05/R2).
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)