ENAM PEJUANG MUSLIMAT ISIS PALING BERBAHAYA

Brigade polisi wanita ISIS di Raqqa. (Foto: EA World View)
Brigade polisi di Raqqa. (Foto: EA World View)

Oleh: Rudi Hendrik, jurnalis Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Di tengah pesatnya perkembangan kekuatan kelompok milisi Islamic State (IS / ISIS) dan luasnya wilayah Irak dan Suriah yang berhasil dikuasainya, kelompok ini juga berhasil membujuk banyak wanita Muslim untuk bergabung mencita-citakan sebuah kekhilafahan versi mereka.

Harian Inggris, Meal, menempatkan enam nama pejuang wanita ISIS yang dianggap paling berbahaya:

Aqsa Mahmoud, gadis Skotlandia asal Pakistan berusia 20 tahun. Dia pergi ke Suriah setahun yang lalu dan dilaporkan telah bergabung dengan ISIS. Melalui media sosial, dia berulang kali memposting himbauan kepada Muslimah dunia untuk bergabung dengan ISIS. Dia dilaporkan menikah dengan pejuang ISIS, dia kemudian mengganti namanya menjadi Ummu Laits.

Keluarga dan teman-temannya menegaskan, Mahmoud adalah seorang gadis Muslim berpaham moderat. Banyak yang tidak tahu tentang perjalanannya ke Timur Tengah.

Wartawan Skotlandia Isabel Hunter mengatakan, Mahmoud adalah kasus yang luar biasa. Menurutnya, banyak Muslim Arab dan Pakistan datang ke Skotlandia, tetapi mereka tidak ekstrim.

Salma (kiri) dan Zahraa (kanan) gadis Inggris asal Somalia yang bergabung dengan ISIS (Foto: Mail Online)
Salma (kiri) dan Zahraa (kanan) gadis Inggris asal Somalia yang bergabung dengan ISIS (Foto: Mail Online)

Salma dan Zahraa, dua gadis Inggris asal Somalia yang tiba di Suriah lebih dari tiga bulan yang lalu, untuk bergabung dengan ISIS dan menikah dengan sesama anggotanya.

Ummu Muqdad, seorang wanita Arab Saudi 45 tahun yang dikenal dengan julukan “Putri ISIS”. Um Muqdad ditugaskan untuk merekrut gadis-gadis di provinsi Al-Anbar di Irak. Namun, dia ditangkap oleh pasukan Irak pada Januari 2014.

Ummu Mohajer, pejuang wanita anggota ISIS yang pindah dari Irak ke Suriah bersama suaminya setelah menikahkan putrinya dengan seorang pemimpin senior ISIS. Ummu Mohajer memimpin batalyon Al-Khansa di Raqqa, Suriah. Batalyon terdiri 60 wanita berkerudung hitam dengan senjata mematikan.

Nada Qahtani, seorang pejuang wanita terkemuka ISIS. Dia seorang wanita Arab Saudi yang meninggalkan suami dan anak-anaknya untuk bergabung dengan ISIS bersama kakaknya. Dia menyebut dirinya “saudara Jolayb” dan menyatakan niatnya untuk melaksanakan operasi bunuh diri pertama demi kekhalifahan.

Menurut sumber ISIS, pejuang militan wanita ISIS menerima $ 200 sebagai gaji bulanan. (T/P001/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber: ARA News

Comments: 0