London, MINA – Energean, konglomerat energi Yunani, mengatakan pada Kamis (8/9), produksi ladang gas Karish yang disengketakan yang diklaim oleh Lebanon dan Israel diperkirakan akan dimulai “dalam beberapa pekan.”
Ladang gas Karish berada dalam zona sengketa antara kedua negara dan saat ini menjadi subyek negosiasi antara kedua negara, The New Arab melaporkan.
Sebelumnya pada bulan Juni, kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon memperingatkan, setiap langkah oleh Israel untuk mengeksploitasi ladang gas itu tanpa menyelesaikan masalah demarkasi maritim dapat memicu respons kuat dari mereka.
Raksasa energi itu mengatakan dalam Laporan Bursa Efek London di saat pihaknya berada di jalur yang tepat untuk mengirimkan gas pertama dari Karish dalam beberapa pekan.
Baca Juga: Tank-Tank Israel Sudah Sampai Pinggiran Damaskus
Energean menambahkan bahwa Karish North berhasil “dibor dan selesai pada awal Agustus 2022.”
Sebelumnya, produksi lapangan gas Karish sempat tertunda akibat pandemi COVID-19.
Energean mengharapkan Karish akan memproduksi hingga 25.000 barel per hari pada akhir tahun 2022, menurut pengajuan tersebut.
Laporan media telah mengindikasikan bahwa kesepakatan maritim antara Lebanon dan Israel dapat dicapai pada akhir September. Utusan Energi AS dan mediator Amos Hoschstein akan tiba di Beirut pada akhir pekan untuk membahas persyaratan kesepakatan potensial.
Baca Juga: PBB: 16 Juta Orang di Suriah Butuh Bantuan
Meskipun ketentuan kesepakatan belum diungkapkan secara resmi, diyakini bahwa “pertukaran sumber daya” ada di atas meja, dengan Israel menerima ladang gas Karish dan Lebanon mendapat ladang minyak Qana.
Kedua negara telah berulang kali bernegosiasi tentang masalah maritim selama lebih dari satu dekade. Negosiasi diperumit oleh fakta bahwa kedua negara secara teknis dalam keadaan perang dan tidak memiliki hubungan diplomatik. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Gempur Suriah di Tengah Upaya Oposisi Bentuk Pemerintahan Baru