Istanbul, 22 Ramadhan 1436/9 Juli 2015 (MINA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan mengadakan kunjungan ke masyarakat Muslim Uighur, China.
Ketua Kongres Uighur Dunia (World Uighur Congress/WUC) Rebiya Kadeer mengatakan, pada media setempat Hurriyet Rabu (8/7), kunjungan Presiden Erdogan ke China akhir bulan ini diharapkan dapat memberikan pengaruh pada nasib Muslim Uighur terutama yang berasal dari Turki.
WUC dalam pernyataannya mengkritik penindasan China terhadap Turki Uighur yang tinggal di wilayah barat laut China Xinjiang, dan mengatakan bahwa pembantaian, eksekusi di luar hukum dan penindasan terhadap warga Uighur itu masih terus berlangsung.
“Saya berharap bahwa ketika Presiden Erdogan bertemu dengan pemimpin China akan membawa masalah Uighur ke meja perundingan, serta membahas aksi kekerasan dan penindasan terhadap Turki Uighur yang tinggal di Turkestan Timur,” tambahnya.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sebelumnya, Beijing mengeluarkan pernyataan menjelang Ramadhan yang menyebutkan bahwa politisi, pejabat publik, siswa dan guru dari kaum Muslim di sana dilarang berpuasa selama bulan suci Ramadhan.
Toko dan restoran milik umat Islam juga dipaksa untuk menyediakan minuman beralkohol dan produk tembakau selama bulan Ramadhan, kata Ketua WUC, Kadeer.
Sejumlah 28 orang Muslim Uighur dikabarkan tewas oleh pasukan keamanan China pada 22 Juni lalu, saat terjadi insiden pada festival minum alkohol di depan umum yang diadakan di jalan-jalan pada jam puasa.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan keprihatinannya yang mendalam kepada Duta Besar China untuk Turki, atas laporan berita tentang larangan puasa dan ibadah-ibadah lainnya. (T/P4/P2)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)