Mexico City, 23 Rabi’ul Akhir 1436/13 Februari 2015 (MINA) – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengkritik sikap Presiden AS Barack Obama atas kelambanan sikapnya terhadap pembunuhan sepasang pengantin baru beserta seorang adik perempuannya di Chapel Hill, Carolina utara.
Dalam konferensi pers pada Kamis, bersama rekannya dari Meksiko, Enrique Pena Nieto di Mexico City, Erdogan mengecam pembunuhan dan bertanya mengapa Obama dan Wakil Presiden, Joe Biden serta Menteri Luar Negeri John Kerry tidak mengambil sikap tegas seperti yang mereka lakukan terhadap kasus Charlie Hebdo.
“Jika anda tidak berbuat adil ketika Muslim disakiti, maka masyarakat dunia juga tidak akan adil terhadap anda,” kata Erdogan, Press Tv melaporkan dan dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Deah Shaddy Barakat (23), istrinya Yusor Mohammad Abu-Salha (21) yang baru menikah pada Desember lalu serta adiknya Razan Mohammad Abu-Salha (19) meninggal, Selasa setelah seorang pria bersenjata menembak mereka di sebuah apartemen di Chapel Hill, North Carolina. Polisi telah menangkap penembak yang diidentifikasi bernama Craig Stephen Hicks (46).
Baca Juga: AS Pertimbangkan Hapus HTS dari Daftar Teroris
Islamophobia
Ayah dari dua korban perempuan yang meninggal pada peristiwa itu, Mohammad Abu-Salha, mengatakan bahwa pembunuhan termotivasi oleh kebencian terhadap umat Islam.
Polisi mengatakan, mereka sedang memeriksa apakah pembunuhan itu termotivasi agama atau bukan, namun mereka menekankan, penyelidikan awal menunjukkan bahwa perselisihan antara Hicks dan korbannya terjadi di tempat parkir yang akhirnya menyebabkan pembunuhan.
Abu-Salha menegaskan, “Bagaimanapun, ini bukan sengketa tempat parkir, ini adalah kejahatan rasial,” tegasnya.
Baca Juga: Mahasiswa Yale Ukir Sejarah: Referendum Divestasi ke Israel Disahkan
“Orang ini telah memilih putri saya dan suaminya sebagai korban beberapa kali sebelumnya, dan ia berbicara dengan pistol di pinggangnya,” tambahnya.
Penembakan itu telah menyebabkan kemarahan di kalangan umat Islam di seluruh dunia. Banyak yang mengklaim insiden itu akan mendapatkan perhatian lebih jika penyerang itu adalah seorang Muslim dan korban adalah kulit putih non-Muslim.
Pada Rabu, sekitar 4.000 orang berkumpul di University of North Carolina di Chapel Hill untuk berbela sungkawa atas meninggalnya tiga mahasiswa tersebut. (T/P011/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)