ETHIOPIA GUNAKAN DETEKTOR SUHU UNTUK CEGAH EBOLA

Petugas mengevakuasi korban wabah Ebola di Afrika (Foto: Anadolu Agency)
Petugas mengevakuasi korban di (Foto: Anadolu Agency)

Addis Ababa, , 1 Dzulhijjah 1435/25 September 2014 (MINA) – Ethiopia telah menyebarkan perangkat pencegah Ebola di bandara dan penyeberangan perbatasan. Alat itu disebutkan dapat membaca suhu tubuh penumpang, sebagai bagian dari upaya pencegahan virus Ebola mencapai Ethiopia. Demikian dilaporkan oleh Anadolu Agency pada Kamis (25/9) yang dikutip oleh Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

“Kami telah mengimpor detektor suhu tubuh dengan biaya $ 39.000, alat itu akan dibangun dan ditempatkan di Bandara Internasional Bole di Addis Ababa,” Abel Yeshaneh, ujar juru bicara Ethiopia Institut Kesehatan Masyarakat kepada Anadolu Agency.

“Kami juga telah menempatkan mesin inframerah di tempat itu mendeteksi suhu tubuh di perlintasan perbatasan,” katanya. “Mesin ini telah disumbangkan oleh salah satu mitra internasional kami, UNICEF,” ujar Yeshaneh.

Menurut Yeshaneh, mesin itu diklaim mampu melakukan screening (pemeriksaan) satu subjek setiap tiga detik.

“Untuk saat ini, mekanisme pengawasan kami terkonsentrasi di bandara sebagai tempat yang dapat menimbulkan risiko perjalanan udara langsung dari penyakit yang datang dari luar negeri,” katanya.

Ethiopia telah menyiapkan beberapa pos pengamatan di sepanjang perbatasan dengan negara-negara tetangga dalam upaya untuk mencegah masuknya virus ke negara itu. Wabah Ebola dilaporkan sudah ada ribuan kasus sebagaimana yang telah didokumentasikan di Afrika Barat.

Hal tersebutlah yang mendorong Ethiopia mendirikan dua fasilitas karantina lengkap di Addis Ababa, guna mengantisipasi ancaman Ebola yang terdeteksi dalam kasus apapun, demikian menurut Yeshaneh.

Dalam beberapa bulan terakhir, Ebola menjadi ancaman sebagai penyakit menular yang belum diketahui obatnya. Korban tewas dilaporkan oleh telah menewaskan sedikitnya 2.803 orang di Afrika Barat.

Demam tropis (nama lain Ebola), pertama kali muncul pada tahun 1976 di Sudan dan Republik Demokratik Kongo dan dapat ditularkan dari hewan liar kepada manusia. Dilaporkan juga, penyakit ini dapat menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi maupun korban yang telah tewas karena penyakit ini. (T/R12/R11)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Admin

Editor:

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0