AM FACHIR: PEMUDA ADALAH TONGGAK PENERUS DIALOG UNTUK KESATUAN DAN KEMAJUAN PERADABAN

(Foto: Kemlu RI)
Wamenlu A.M. saat menyampaikan sambuatan dalam kegiatan Dialog Bilateral Antaragama - Ketiga di Beograd, Selasa (10/11).(Foto: Kemlu RI)

Beograd, 29 Muharram 1437/11 November 2015 (MINA) – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Abdurrahman Mohammad Fachir mendorong pemuda untuk aktif menyuarakan perdamaian melalui dialog sebagaimana pemerintah mendorong terciptanya toleransi antar umat beragama melalui program dialog lintas .

Hal itu sebagaimana  Undang-Undang Dasar 1945 menjamin kebebasan beragama. “Pemuda adalah tonggak penerus dialog untuk kesatuan dan kemajuan peradaban, kata A.M. Fachir  saat menyampaikan sambuatan dalam kegiatan Dialog Bilateral Antaragama Serbia-Indonesia Ketiga di Beograd, Selasa (10/11).

Delegasi Indonesia yang dipimpin Wamenlu A.M. Fachir telah melakukan kunjungan dan pertemuan dengan para tokoh dan komunitas agama di Serbia, di antaranya Patriah Irinej, Pemimpin Gereja Orthodox Serbia, Grand Adam Zilkic Pemimpin Komunitas Islam Serbia  dan Isak Asiel  Pemimpin Komunitas Yahudi Serbia.

Delegasi Indonesia dalam setiap pertemuan disambut hangat dan diterima layaknya saudara  yang datang dari jauh untuk bersilaturahmi, demikian siaran pers KBRI Beograd yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Seluruh tokoh agama Serbia menyampaikan kebahagiaannya karena berkesempatan berdialog langsung dengan Wamenlu A.M. Fachir serta para tokoh agama, akademisi dan  tokoh pemuda Indonesia yang dinilai memiliki pengalaman tentang bagaimana menjaga kesatuan dalam masyarakat majemuk atau heterogen.

Sejumlah topik yang diangkat pada setiap pertemuan adalah tentang upaya pencegahan terhadap berkembangnya aksi penistaan agama, radikalisme, ekstremisme dan xenophobia agama yang dapat menghancurkan semangat persatuan sebuah bangsa, serta pemberdayaan pemuda dalam diskusi, dialog dan kegiatan dialog lintas agama.

Grand Mufti Serbia, Adam Zilkic, menyampaikan Indonesia patut bersyukur dan seyogyanya menjaga kemulian Pancasila sebagai falsafah kemajuan bangsa. Indonesia berhasil bermetafora dengan cara yang sangat dewasa.

“Demokrasi dan reformasi yang diusung Indonesia telah membuka pintu kebebasan berekspresi yang menghargai sesama, termasuk dalam ekspresi kultural serta keagamaan dari berbagai kelompok yang berbeda,” ujar Zilkic.

Selain itu, Isak Asiel, Pemimpin Komunitas Yahudi Serbia, mengutarakan bahwa Indonesia merupakan contoh par-excellence di mana masyarakat dari berbagai kelompok yang berbeda agama dapat hidup rukun dan harmonis.

“Keberadaan agama adalah untuk mempromosikan multikulturalisme. Agar semangat dialog lintas agama tumbuh kuat, perlu dibangun karakter yang dapat menerima perbedaan,” kata Isak.

Dalam rangkaian kunjungan ke Pusat Komunitas umat beragama di serbia, di Pusat Komunitas Islam Serbia telah dilaksanakan juga kuliah umum oleh Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dede Rosada.

Tema yang diangkat adalah peran dan struktur pendidikan agama di Indonesia serta peran pemuda dalam mendorong dialog antar dan lintas agama baik tingkat nasional dan global.

Kesepakatan dalam dialog tersebut adalah untuk lebih mengintensifkan dialog pada kalangan akar rumput, khususnya dari universitas dan komunitas keagamaan tentang sejumlah isu dan propaganda yang kemungkinan dapat membahayakan tatanan kerukunan di masyarakat.(L/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Wartawan: Rana Setiawan

Editor: Bahron Ansori

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.

Comments: 0