Fadli Zon: Brexit Merupakan Tantangan dan Peluang Bagi Indonesia

Jakarta, MINA – Wakil Ketua DPR RI menilai keputusan Inggris untuk meninggalkan keanggotannya dari Uni Eropa () akan mengubah pola hubungan Inggris dengan banyak negara, termasuk Indonesia.

Hal itu disampaikan Fadli usia menerima Kunjungan Delegasi Parlemen Inggris dipimpin oleh Richard Graham Ketua Grup Kerja Sama Bilateral Inggris – Indonesia di Ruang Tamu Pimpinan DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (19/8), demikian dilaporkan oleh Parlemen.

Menurutnya Fadli, penundaan Brexit hingga 31 Oktober mendatang, merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara.

“Mereka (Inggris) harus menentukan suatu jalan keluar dari Brexit dan dengan atau tanpa deal. Itu tentu akan mengubah pola hubungan dengan banyak negara, termasuk dengan Indonesia. Artinya, peluang itu juga akan besar juga terjadi hubungan antara kedua negara semakin erat,” kata Fadli.

Sementara, delegasi Parlemen Inggris dari Partai Konservatif dan Partai Buruh dipimpin Richard Graham, yang juga Ketua Grup Kerja Sama Bilateral Inggris – Indonesia. Dalam diskusi kedua pihak membicarakan isu-isu terkini terkait hubungan kedua negara.

Terkait ini, Fadli menyebutkan banyak peluang kerja sama bagi Indonesiaa, karena Inggris menjadi salah satu negara yang cukup banyak memiliki investasi jangka panjang di Indonesia. Saat ini, Inggris memiliki investasi di Indonesia dalam berbagai bidang seperti perbankan, perdagangan, industri, dan lain-lain.

“Ada banyak sekali perusahaan-perusahaan Inggris yang memang berinvestasi di sini.  Saya kira salah satu negara yang cukup banyak menaruh investasi jangka panjang di Indonesia,” jelasnya.

Fadli pun sempat menyinggung langkah Uni Eropa yang mendiskriminasi produk kelapa sawit Indonesia. Ia menambahkan Inggris memang tidak turut andil menghambat ekspor kelapa sawit Indonesia, sehingga Inggris diharapkan bisa menjadi mediator bagi Indonesia.

“Sebenarnya, Inggris tidak terlalu menjadi negara yang menghambat ekspor kelapa sawit kita, tetapi ada beberapa negara lainnya. Satu sisi, kita berharap Inggris bisa memberikan penjelasan kepada Uni Eropa, tetapi karena Inggris sekarang dalam proses keluar dari Uni Eropa maka saya kira ini bisa menjadi peluang untuk menjalin kerjasama di bidang lain, termasuk perdagangan kelapa sawit,” tambahnya. (R/R10/P1)

 

Mi’raj News Agency (MINA)