Fadli Zon Dukung Roehana Kudus Sebagai Pahlawan Nasional

Jakarta, MINA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Fadli Zon mendukung penuh pengusulan Roehana Kudus sebagai .

Menurut Perlementeria, hal tersebut ia sampaikan kepada wartawan usai menerima kunjungan keluarga dan panitia pengusul Roehana Kudus sebagai Pahlawan Nasional, di Gedung  DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (09/4).

“Saya menilai Roehana Kudus yang merupakan tokoh perempuan asal Kota Gadang Sumatera Utara jauh sebelum kemerdekaan telah berjuang memberdayakan perempuan di masanya lewat organisasi Amai Setia,” ujarnya.

Roehana Kudus juga telah berjuang melalui dunia kewartawanan.

“Dan yang tak kalah penting adalah perjuangan di bidang Pers Roehana Kudus. Ia menjadi wartawan perempuan pertama sekaligus Pemimpin Redaksi pertama di jamam Hindia Belanda lewat koran bernama Soenting Melaju (Sunting Melayu) yang terbit pada tahun 1911 hingga tahun 1921. Semua itu juga pernah ditulis oleh sejarahwan dan tokoh Pers Sumbar Hasril Chaniago dan Mustika Z. Sehingga usulan tersebut wajib dipertimbangkan untuk menjadi Pahlawan Nasional pada bulan November mendatang,” paparnya.

Fadli menyatakan bahwa perjuangan Roehana tidak hanya di satu bidang yaitu kepahlawanan, kepatriotan, kepioniran dan pemberdayaan kesadaran nasional yang saat itu sudah dilakukan Roehana tidak hanya di satu bidang, melainkan di bidang pers dan kerajinan pemberdayaan wanita. Sangat jarang perempuan jadi pemred (pemimpin redaksi-red).

“Yang perlu dinilai dari kepahlawanan adalah mereka yang berjuang membangun kesadaran nasional, membangun pergerakan merebut kemerdekaan, punya konstribusi langsung. Kalau pasca kemerdekaan atau tidak terlibat dalam perjuangan kemerdekaan tidak harus menjadi pahlawan nasional, namun bentuk penghargaan lainnya,” jelasnya

Ia menjelaskan, Pahlawan Nasional harus punya ciri-ciri keterlibatan di dalam merebut kemerdekaan, membangun kesadaran nasional, melawan secara fisik, intelektual, diplomasi.

“Roehana kudus jelas punya track record itu semua. Saya tidak tahu kandidat atau tokoh yang dicalonkan lainnya. Jangan sampai yang tidak memiliki track record itu malah dijadikan Pahlawan Nasional. Jadi harus benar-benar dikaji semuanya,” jelas Fadli.

Sementara itu tokoh pers dan sejarahwan asal Sumatera Barat, Hasril Chaniago yang masuk dalam Tim Panitia Pengusul Roehana Kudus sebagai Pahlawan Nasional ini mengatakan bahwa perjuangannya untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional bagi Roehana itu terbilang sudah cukup lama, yakni pada tahun 2009.

“Ketika itu beberapa syarat belum dipenuhi, seperti penelitian tentang riwayat hidup sang tokoh disertai bukti-bukti berupa arsip, dan kesaksian-kesaksian. Namun pemerintah dalam hal ini, Kementerian Sosial mengijinkannya kembali mengajukan hal itu jika semua persyaratan sudah terpenuhi. Kini berbagai persyaratan tersebut telah dipenuhi,” ungkapnya.

Ia meminta dukungan DPR, MPR, Dewan Pers, PWI  dan berbagai elemen masyarakat untuk mendukung keinginan  tersebut, sehingga Pada Hari Pahlawan bulan November mendatang Roehana Kudus ditetapkan sebagai tokoh pra kemerdekaan yang bisa diberikan gelar sebagai Pahlawan Nasional. (R/R10/P1)

Mi’raj News Agency (MINA)

 

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.