Jakarta, 10 Syawwal 1438/4 Juli 2017 (MINA) – Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai, sikap Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengimbau warga Indonesia untuk memboikot semua produk perusahaan kopi asing, Starbucks. Pasalnya, CEO perusahaan tersebut terang-terangan mendukung gerakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) itu tidak melanggar aturan.
“MUI kan ormas. Kita harus hargai ketika orang bersikap berpendapat berpandangan, saya kira sah-sah saja untuk memboikot itu,” kata Fadli di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, sebagaimana laporan Parlementaria yang dikutip MINA.
Fadli tak memungkiri, jika ada pandangan yang berbeda di antara masyarakat, hal itu merupakan sebuah kewajaran. Fadli menilai perbedaan pendapat kerap terjadi sebagai bentuk demokrasi. “Kalau terkait satu pandangan, kan tidak ada melanggar hukum,” imbuh politisi F-Gerindra itu.
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
Bahkan, Fadli menilai jika Starbucks diboikot, akan berdampak bagus untuk kelancaran bisnis kopi pengusaha lokal. Menurutnya, itu konsekuensi dari penyikapan, sehingga mungkin menguntungkan bagi bisnis Indonesia.
“Starbucks kalau tidak salah bukan bisnis Indonesia, punya asing. Jadi kalau menguntungkan bisnis kopi Indonesia, bukannya bagus,” tambahnya.
Fadli menambahkan dilihat dari agama yang diakui di Indonesia, LGBT sangat bertentangan. Ia pun menyarankan agar LGBT bukan untuk dikampanyekan tapi ditangani dengan baik.
“Ada penyimpangan seksual bukan sesuatu dikampanyekan, tapi diatasi. Bukan orang berkampanye membolehkan penyimpangan itu, kita harus memahami itu ada, tapi bagaimana menanganinya,” saran politisi asal dapil Jawa Barat itu.
Baca Juga: Jurnalis Antara Sampaikan Prospek Pembebasan Palestina di Tengah Konflik di Suriah
Sebelumnya diketahui, CEO Starbucks Howard Mark Schultz, yang mendukung kampanye Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) mendapat reaksi keras dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua Komisi Ekonomi MUI, Azrul Tanjung pun mengecam dukungan Mark Schultz tersebut.
Menurut Azrul, dukungan yang dinyatakan Howard Mark Schultz dapat berdampak buruk pada roda bisnis Starbucks di negara-negara berpenduduk muslim, termasuk Indonesia.
Selain itu, Ketua bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas menegaskan sudah saatnya pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk mencabut ijin Starbucks di Indonesia. Karena Ideologi bisnis dan pandangan hidup yang Schultz kampanyekan jelas-jelas tidak sesuai dan tidak sejalan dengan ideologi bangsa, yakni Pancasila.
Anwar juga menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk mempertimbangkan langkah-langkah pemboikotan terhadap produk-produk Strabucks. Karena jika sikap dan pandangan hidup mereka tidak berubah, maka yang dipertaruhkan adalah jati diri bangsa sendiri.
Baca Juga: Tumbangnya Rezim Asaad, Afta: Rakyat Ingin Perubahan
Ia mengimbau masyarakat dan pemerintah dengan tegas melakukan langkah dan tindakan, demi menyelamatkan kepentingan bangsa dan negara Indonesia.
Bangga Brand Lokal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji usaha anak-anak bangsa yang mengedepankan produk kopi lokal,semua biji kopi yang digunakan dalam proses kopi tersebut berasal dari dalam negeri.
Hal itu disampaikannya kepada pemilik Kedai Kopi Tuku, Tyo saat menikmati libur hari Ahad (2/7) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo dengan kedua putra putrinya, Kahiyang Ayu dan Kaesang Pangarep dengan singgah di kedai tersebut.
Baca Juga: Resmikan Terowongan Silaturahim, Prabowo: Simbol Kerukunan Antarumat Beragama
“Saya sangat mengapresiasi ini brand lokal, brand tradisional yang sukses ciptaannya anak-anak muda, untuk mengembangkan brand-brand lokal, brand tradisional yang seperti ini,” ujar Presiden. (T/R01/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Konflik Suriah, Presidium AWG: Jangan Buru-Buru Berpihak