Sarolangun, MINA – Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), Farid Zanzabil Al-Ayubi mengungkapkan sejak awal serangan pendudukan Israel sudah menutup akses listrik, air, pasokan makanan, dan memutus jaringan internet yang ada di Gaza.
Hal ini disampaikan Farid saat menjadi pemateri pada Tabligh Akbar Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Jambi, Ahad (21/1) di Masjid Nurul Mushaf, Komplek Ponpes Hafiz Al-Fatah, Sarolangun, Jambi.
Farid yang sudah empat tahun berada di Gaza Palestina berkesempatan menceritakan pengalaman dan kondisi perlawanan pejuang melawan penjajah Israel.
Farid yang juga relawan Aqsa Working Group (AWG) ini sudah berada di Palestina sejak 2020, selain bertugas sebagai Relawan, dia juga menjadi Jurnalis, dan Mahasiswa di Universitas Islam Gaza (UIG).
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
“Alhamdulillah berkat keridhoan orang tua serta amanat Imaam Yakhsyallah Mansur, saya bisa pergi ke Gaza pada usia sembilan belas tahun. Jadi kurang lebih saya sudah empat tahun di Gaza, qodarullah saya harus pulang karena universitas kami hancur dan RSI juga tidak kondusif lagi,” ujarnya.
Farid menceritakan kondisi Rumah Sakit Indonesia yang terjadi ketika pejuang Gaza Palestina melakukan aksi perlawanan lintas batas pada 7 Oktober 2023, yang kemudian diikuti serangan udara zionis Israel ke Gaza.
“Zionis Israel sebelumnya hanya berani menyerang di sekitar rumah sakit, namun untuk pertama kalinya kemarin berani menyerang hingga ke dalam RSI. Termasuk mengembom mobil operasional MER-C hingga terdapat relawan lokal MER-C yang syahid,” paparnya.
Pada akhir penyampaiannya, Farid berharap kepada jama’ah untuk terus mendoakan saudara-saudara yang ada di Palestina.
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
“Para ikhwan jadi jangan sampai lupa dan luput untuk selalu berdo’a bagi saudara-saudara kita yang ada di Palestina, Insyaallah kemenangan dan kemerdekaan Palestina akan segera terjadi,” tutupnya. (L/fdl/B03/P1)
*Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Al-Qassam Sita Tiga Drone Israel