Fatah kepada Pompeo: Palestina Bukanlah Republik Pisang
Ramallah, MINA – Gerakan Fatah Palestina mengarahkan kritik tajamnya kepada Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo atas seruannya baru-baru ini untuk menggantikan kepemimpinan Palestina.
“Tuan Pompeo, kapan Anda akan menyadari bahwa rakyat kami selalu memilih kepemimpinan mereka dan bahwa Palestina, meskipun itu adalah negara di bawah pendudukan, bukanlah republik pisang?” kata Munir Jaghoub, Kepala Media kantor Komisi Organisasi dan Mobilisasi Fatah, menanggapi Pompeo melalui sebuah unggahan di Facebook.
“Anda harus menyadari bahwa martabat, harga diri dan kepercayaan diri di masa depan adalah komoditas asli Palestina, seperti minyak zaitun, (tanaman) timi dan gaun Kanaan yang disulam dengan cinta pada tanah,” tegas pemimpin Fatah itu, demikian MEMO melaporkan.
Istilah republik pisang diciptakan oleh penulis Amerika Serikat O. Henry (William Sydney Porter, 1862–1910). Republik pisang adalah istilah ilmu politik untuk menyebut negara yang politiknya tidak stabil dan ekonominya sangat bergantung pada ekspor sumber daya terbatas, misalnya pisang.
Jaghoub mengulangi penolakan Palestina terhadap semua rencana yang ditujukan untuk melikuidasi perjuangan Palestina.
“Kami tidak akan berbicara dengan siapa pun atas dasar apa yang disebut Kesepakatan Abad Ini, dan satu-satunya dialog yang akan kami terima harus didasarkan pada legitimasi internasional dan bertujuan mengakhiri pendudukan dan mendirikan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dalam perbatasan tanggal 4 Juni 1967,” katanya.
Ia menasihati Pompeo “untuk tidak mengkompromikan hak Palestina.”
“Banyak menteri luar negeri dan presiden datang dan pergi sebelum Anda, tetapi Palestina dan rakyatnya tetap mempertahankan ketabahan di tanah air mereka,” tambahnya. (T/RI-1/R1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Wartawan: Rudi Hendrik
Editor: Rana Setiawan
Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.