Jakarta, MINA – Konferensi untuk mengkaji ulang Pakta Non-Proliferasi Nuklir (NPT) pada 2015 tidak menghasilkan sebuah kesepakatan bersama karena banyaknya kepentingan-kepentingan para negara yang memiliki senjata nuklir yang terlibat.
Namun, pertemuan lanjutan yang akan berlangsung pada 2020 diharapkan bisa menemukan titik terang yang bisa disepakati negara anggota, baik yang memiliki senjata nuklir maupun yang tidak.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir dalam pembukaan dialog awal untuk pertemuan Komite Persiapan NPT di Jakarta, Rabu (21/3).
“Yang 2015 gagal, kita harapkan 2020 tidak gagal dan tiap pertemuan lima tahun sekali, Prekom (Preparation Committee, red) diselenggarakan tiga kali,” kata Fachir kepada media seusai membuka acara.
Baca Juga: Jawa Tengah Raih Penghargaan Kinerja Pemerintah Daerah 2024 untuk Pelayanan Publik
Pada dasarnya, kata Fachir, NPT itu memastikan tiga hal. Pertama, pelucutan semua senjata nuklir bagi yang memilikinya. Hal ini masih jauh dari harapan karena masih ada negara yang tidak melakukan.
Kedua, pelarangan pengembangan senjata nuklir baik dari sisi jumlah maupun kualitasnya.
“Ini yang dimaksud dengan proliferation, baik kuantitas maupun kualitas. Kalau masih ada yang mengembangkan berarti itu melanggar aturan,” tambah Fachir.
Ketiga, penggunaan energi nuklir untuk maksud baik dan damai. Selama ini negara saling mengancam untuk melakukan serangan nuklir dalam berbagai kesempatan.
Baca Juga: Cuaca Jabodetabek Berawan Jumat Ini, Hujan Sebagian Wilayah
Pada 2015, pertemuan gagal dalam mengesahkan dokumen hasil akhir akibat adanya perbedaan terhadap usulan zona bebas senjata nuklir di Timur Tengah.
Amerika Serikat adalah sekutu Israel yang secara umum diyakini merupakan satu-satunya negara di Timur Tengah yang memiliki senjata nuklir. Mesir dan negara-negara Arab lainnya mendukung usulan konferensi tersebut guna mengupayakan zona bebas nuklir di kawasan itu.
Dalam konferensi pengkajian ulang NPT terbaru ini, terjadi perbedaan besar antara negara-negara yang memiliki senjata nuklir dan negara-negara yang tidak memilikinya. (L/RE1/R01)
Baca Juga: Bedah Berita MINA, Peralihan Kekuasaan di Suriah, Apa pengaruhnya bagi Palestina?
Mi’raj News Agency (MINA)