Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rektor Unisma: Gali Kembali Khazanah Keislaman di Indonesia

Fauziah Al Hakim - Ahad, 6 Maret 2016 - 19:23 WIB

Ahad, 6 Maret 2016 - 19:23 WIB

364 Views ㅤ

Unisma
Unisma

Foto: Unisma

Malang, 27 Jumadil Awwal 1437/6 Maret 2016 (MINA) – Indonesia harus kembali menggali khazanah keislaman untuk menangkal Radikalisme. Paham Islam dari luar Indonesia masuk bersamaan dengan berbagai kepentingan, termasuk kepentingan penyebaran ideologi, propaganda pemahaman dan termasuk sistem politik.

Hal ini menyebabkan banyak sekali aliran masuk, termasuk paham Islam yang menghalalkan kekerasan dalam berdakwah. Fakta ini menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam Indonesia.

Hal ini disampaikan Maskuri, Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) dalam acara sarasehan bertajuk Paradigma Islam Global dan Pengembangan Unisma, yang dilangsungkan di Ruang Sidang Rektorat, Gedung Umar Bin Khottob.

Acara ini juga menghadirkan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sekaligus anggota Dewan Pembina Yayasan Unisma, Hasyim Muzadi, demikian laporan dari laman resmi Unisma yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: Tim SAR dan UAR Berhasil Evakuasi Jenazah Korban Longsor Sukabumi

“Kami bertekad kuat meneruskan ajaran yang sesuai sunah Rasulullah dan menyebarkannya seantero dunia, khususnya melalui jalur pendidikan tinggi,” kata Maskuri.

Ia juga berharap, Hasyim Muzadi dapat memberikan pengetahuan serta pengalamannya dalam menyebarkan ajaran Islam yang sebenarnya di tengah globalisasi dan isu transnasional yang tengah membelit dunia.

“Fenomena transnasional yang saat ini terjadi membuat batas antarnegara kian sempit. Hal tersebut mengakibatkan mudah sekali pemahaman asing, khususnya pemahaman terhadap Islam yang berbeda dengan yang sudah kita pelajari di Indonesia, masuk dan berkembang,” ujarnya.

Maskuri mengatakan, “Kita masih saja sibuk mendengungkan konsep Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin saja tanpa mempraktikkannya seperti yang sudah dilakukan Negara-negara yang dianggap lebih Islami dibandingkan Negara Islam sendiri, seperti Selandia Baru.”

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Hal ini menyebabkan Indonesia rentan menjadi tempat singgahnya berbagai macam aliran Islam. Mulai dari Islam garis keras hingga liberal, ada di Indonesia dan berkembang dengan macam-macam spektrumnya,” ungkapnya. (T/P006/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
MINA Preneur
MINA Millenia