Kathmandu, 9 Rajab 1436/28 April 2015 (MINA) – Sibuknya bandara di Kathmandu yang kecil menimbulkan beberapa gangguan mempersulit kelancaran pasokan bantuan untuk korban gempa Nepal.
Aktivis bantuan mengatakan, gangguan di bandara kemungkinan besar akan terus berlanjut, memperlambat kedatangan dan distribusi pasokan yang sangat dibutuhkan, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Kipp Branch, petugas senior pasokan medis untuk badan amal MAP International, mengatakan, kelompoknya mengumpulkan pasokan pengiriman medis yang banyak dan hanya akan dikirim setelah mendapat izin mendarat dan mendistribusikan perlengkapan kesehatan darurat.
Bantuan MAP ditujukan untuk membantu 10.000 orang selama tiga bulan di Nepal yang terkena dampak gempa.
Baca Juga: Presiden Korea Selatan Selamat dari Pemakzulan
Sementara itu, upaya penyelamatan telah diintensifkan di tengah aliran bantuan asing yang mencapai ibukota Kathmandu.
Pesawat kargo militer India dan Pakistan telah mendarat di bandara Kathmandu yang berusaha menangani banyaknya pesawat kargo dan sipil yang datang dan terbang.
“Kathmandu memiliki bandara yang sangat kecil, karenanya mereka membuat prioritas bagi pesawat militer dengan personil rescue yang diperbolehkan pertama. Mereka juga mencoba mengutamakan LSM,” lapor Sohail Rahman wartawan Al Jazeera dari Kathmandu yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
PBB mengatakan akan merilis dana tanggap darurat sebesar $ 15 juta.
Baca Juga: Jumat Pagi Sinagog Yahudi di Meulbourne Terbakar
Negara-negara pertama yang merespon adalah tetangga tetangga seperti India, China, dan Pakistan, di mana semuanya telah berebut pengaruh atas negara yang terkurung daratan itu.
Nepal sangat dekat dengan India, keduanaya memiliki hubungan politik, budaya dan agama yang mendalam.
“India dan Pakistan yang datang pertama, karena mereka memiliki banyak pengalaman dalam jenis bencana. Saya melihat pesawat militer dari China, Jepang serta Sri Lanka,” kata Rahman.
Sementara itu, jumlah korban tewas akibat gempa 7,8 skala richter pada Sabtu (25/4) telah meningkat mencapai lebih 4.000 jiwa.
Baca Juga: Taliban Larang Pendidikan Medis Bagi Perempuan, Dunia Mengecam
Polisi Nepal mengatakan di halaman Facebooknya pada Senin malam (27/4), lebih 3.904 kematian telah dihitung sejauh ini dan 7.180 lebih dilaporkan terluka (T/P001/R02)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: PBB akan Luncurkan Proyek Alternatif Pengganti Opium untuk Petani Afghanistan