Gaza Mini, Kota Hantu Pusat Latihan Peperangan Perkotaan Pasukan Israel

Tentara Israel memanjat tembok saat mereka melakukan latihan perang kota di fasilitas pelatihan tentara, di pangkalan militer Tzeelim, Israel selatan, 24 Januari 2022. (Oded Balilty/AP)

Azan bergema di sebuah kota terpencil di Israel selatan yang hanya mengenal perang.

Sebanyak 500 bangunannya, yang tertinggi delapan lantai, kosong. Gang-gang sempitnya dihiasi dengan mural dan poster militan untuk menghormati pejuang Palestina yang gugur.

Kota itu tidak dapat ditemukan di peta mana pun.

Secara resmi, itu dikenal sebagai Pusat Pelatihan Peperangan Perkotaan. Tentara Israel yang menjalankan latihan militer di sini menyebutnya “Gaza Mini”.

Militer Israel mulai membangun fasilitas senilai AS $45 juta itu di pangkalan militer Zeelim pada 2005, menjelang akhir intifada Palestina kedua, atau pemberontakan, melawan kekuasaan Israel. Selama lima tahun sebelumnya, pasukan Israel telah memerangi gerilyawan Palestina di kota-kota di seluruh Tepi Barat dan Gaza yang diduduki.

Sejak itu, Israel telah berperang empat kali di Gaza melawan kelompok pejuang Islam Hamas, dengan beberapa pertempuran meletus di kota-kota padat penduduk dan kamp-kamp pengungsi. Lebih dari 4.000 warga Palestina telah tewas, lebih dari setengahnya warga sipil, menurut pejabat Israel.

PBB mengatakan, 106 orang telah tewas di pihak Israel, termasuk warga sipil, tentara, dan penduduk asing.

Dalam setiap perang, Israel telah dituduh menggunakan kekuatan yang tidak proporsional di daerah permukiman yang padat, berkontribusi pada korban tewas warga sipil. Militer Israel mengatakan, mereka melakukan segala upaya untuk menyelamatkan warga sipil, sambil menuduh pejuang Palestina menggunakan mereka sebagai tameng manusia.

“Sifat perang telah berubah,” kata Kolonel Eli Abeles, komandan fasilitas itu. “Hari ini pertempuran utama kami … dilakukan di sekitar area yang dibangun.”

Gang-gang sempit, bangunan beton yang menjemukan dan area terbuka di fasilitas sekitar 60-acre (seperempat kilometer persegi) dimaksudkan untuk mensimulasikan lingkungan perkotaan, di mana tentara Israel sering beroperasi. Ini dapat mencakup Gaza dan Tepi Barat, serta Lebanon selatan, di mana Israel telah memperingatkan potensi terjadinya pertempuran di masa depan dengan militan Hizbullah Lebanon.

Di sela-sela latihan, tentara beristirahat di bawah naungan gedung-gedung, merokok di bawah poster-poster yang pudar, beberapa di antaranya untuk menghormati mereka yang gugur dalam pertempuran melawan Israel.

Pusat pelatihan dapat menampung latihan untuk seluruh brigade 2.000 tentara pada satu waktu, kata Abeles. Pasukan Amerika dan pasukan dari sekutu Eropa — yang terbaru adalah tentara Siprus — juga telah berlatih di Gaza Mini.

Namun, ketika senjata tak lagi digunakan dan tentara mundur, pusat pelatihan kembali menjadi kota hantu, di mana angin menderu melalui kamar kosong dan logam yang berderit. (AT/RI-1/P1)

Sumber: Nahar Net

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.