Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Khotib Id Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Lampung Soroti Perpecahan Umat

Nur Hadis - Selasa, 4 Juni 2019 - 17:30 WIB

Selasa, 4 Juni 2019 - 17:30 WIB

8 Views

Muhajirun, Lampung Selatan, MINA – Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Wilayah Lampung menggelar shalat Idul Fitri pada Selasa (4/6).

Tidak hanya ribuan makmum Jama’ah Muslimin, tetapi umat Islam sekitar juga ikut hadir shalat di Lapangan Gaza kompleks Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah tersebut.

Khotib dan imam shalat Id Ustaz Khozin dalam khutbahnya menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bulat kaum muslimin.

“Umat Islam adalah umat yang satu, maka kesatuan umat harus utuh berjamaah, tidak mudah dihancurkan oleh sekat golongan, bangsa, dan ahli politik,” katanya.

Baca Juga: Pakar Timteng: Mayoritas Rakyat Suriah Menginginkan Perubahan

Menurutnya, persatuan jadi perhatian yang sangat besar oleh Rasulullah, apalagi saat di Madinah.

“Sangat menakjubkan, Rasulullah membangun masyarakat dengan kesatuan yang kokoh, dilandasi tolong-menolong. Keistimewaan kuatnya dalam ukhuwah fii dinillah, mahabbah, tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan,” ujarnya.

Lebih lanjut menurutnya, Rasulullah telah mencontohkan wujud kesatuan umat melalui syariat hilal.

“Syariat terlihatnya hilal sebagai ketetapan Ramadhan, Syawal, dan Dzulqa’dah, menandakan umat Islam jangan berbeda dalam ibadah,” katanya.

Baca Juga: Festival Harmoni Istiqlal, Menag: Masjid Bisa Jadi Tempat Perkawinan Budaya dan Agama

Namun, Khozin sangat menyayangkan kondisi umat Islam saat ini pasca-Khulafaur Rasyidin.

“Kondisi umat saat ini pasca-Khulafaur Rasyidin sangat lemah dengan terbelahnya persatuan umat. Padahal persatuan akan menentukan masa depan dan sejarah umat Islam sendiri,” ujarnya.

“Bermacam perbedaan, terpisah potensinya bahkan sebagian mencaci sebagian yang lain, tidak dapat digambarkan kalau umat bisa bangkit kembali unggul dalam berbagai bidang seperti abad ke-7. Saat itu Barat masih tidur lemah, Islam sudah berjaya, bahkan kuasai sebagian daratan Eropa,” ungkapnya.

Perpecahan ini menurutnya merupakan bencana kemanusiaan terbesar bagi umat Islam.

Baca Juga: Industri Farmasi Didorong Daftar Sertifikasi Halal

“Tanpa ada kesatuan, muslimin Palestina, Myanmar, Tiongkok, umat Islam tertindas, terzalimi tanpa pertolongan muslimin hingga tidak jelas kapan berakhirnya penderitaan,” ujarnya.

Karenanya, Khozin mengajak warga kompleks Muhajirun khususnya untuk bersyukur telah mengamalkan syariat Islam hidup secara berjamaah.

Alhamdulillah Jama’ah Muslimin (Hizbullah) ditetapi kembali pada 20 Agustus 1953. Yang dalam dakwahnya mengambil kesimpulan Jama’ah adalah syariat bukan organisasi, partai, toriqah. Lahir dari kandungan Islam berdasar Al-Quran dan Sunnah, nonpolitik,” paparnya.

Adapun Kampung Muhajirun, dibangun atas dasar keinginan mewujudkan kampung wahyu, pondok masyarakat.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Cenderung Mendung, Sebagian Hujan Ringan Sore Hari

“Apalagi saat ini sudah berdiri Masjid An-Nubuwwah sebagai masjid terbesar di Lampung, adanya masjid membuat kampung ini menjadi strategis sebagai pusat ilmu pengetahuan, sebagaimana strategisnya Makkah, Madinah, dan Baitul Maqdis Palestina,” ujarnya.

Khozin berharap terlahir ahli strategi, ahli ilmu, mujahid tangguh, ulama tangguh, dari Kampung Muhajirun.

Dilaksanakannya shalat Idul Fitri oleh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) berdasarkan hasil sidang Istbat yang digelar di Kantor Pusat di Cileungsi, Kabupaten Bogor, Selasa dini hari (4/6), sekitar pukul 01:15 WIB.

Jama’ah Muslimin (Hizbullah) melaksanakan Shalat Idul Fitri lebih awal dari yang ditetapkan Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Menag Akan Buka Fakultas Kedokteran di Universitas PTIQ

Bismillahirrahmanirrahim, dengan bertaqwa kepada Allah semata dan sebagai wujud tanggung jawab kepada Muslimin dalam melaksanakan ibadah yang berkaitan dengan bulan Ramadan, Syawal dan Dzulhijjah, maka dengan memperhatikan laporan Pusat Observasi Falak Jama’ah Muslimin (Hizbullah) pada 29 Ramadhan 1440 H dan surat rekomendasi Majelis Qodlo serta laporan-laporan rukyatul hilal dari Gaza dan Makkah, maka dengan ini Imamul muslimin menetapkan 1 Syawal 1440 H jatuh pada Selasa (4/6),” kata Imaam Jamaah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur dalam Surat Keputusan.

Yakhsyallah menjelaskan, penetapan 1 Syawwal 1440 H tersebut sesuai dengan sunnah dan kesaksian hilal di Tumair, Arab Saudi, yang menyatakan adanya hilal.

Sebelumnya, Jama’ah Muslimin (Hizbullah) melalui Pusat Observasi Falak mengeluarkan pernyataan bahwa 1 Syawal 1440H diperkirakan serentak jatuh pada Rabu 5 Juni 2019.

“Namun hal itu dengan catatan, jika negara-negara yang lebih barat dari Makkah hilal bisa dilihat setelah Magrib, pada Senin (3/6), maka 1 Syawal/Idulfitri 1440 H akan jatuh Selasa (4/6),” katanya. (L/B01/RI-1).

Baca Juga: Presiden Prabowo Bertekad Perangi Kebocoran Anggaran

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Indonesia
Khutbah Jumat
Breaking News