Jakarta, MINA – Gerakan Mahasiswa Pembebasan (Gema Pembebasan) menyayangkan sikap Pemerintah Indonesia yang tidak tegas pada Pemerintah China atas kasus kekerasan terhadap Muslim Uighur.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Gema Pembebasan Ricky Fatamazaya dalam orasinya saat aksi protes di depan Kedutaan Besar Republik Rakyat China di Jakarta, Jumat (21/12).
“Sungguh tak ada yang mempedulikan mereka. Termasuk penguasa negeri ini. Sebuah negeri muslim dengan penduduk Muslim terbesar di dunia,” ujar Ricky di hadapan ratusan massa dari berbagai kalangan.
Baca Juga: Naik 6,5 Persen, UMP Jakarta 2025 Sebesar Rp5,3 Juta
“Jangankan memberikan pertolongan mereka secara riil, bahkan hanya sekedar kecaman saja tak terdengar. Sampai kapan mereka harus menangis, menjerit dan melolong minta tolong?,” tambahnya.
Ia menyatakan, realitas ini menambah daftar panjang betapa besar penderitaan umat Islam sekarang.
“Sebab Uighur tak sendiri. Nasib serupa juga dialami oleh kaum Muslimin di Rohingnya, Kahsmir India, Pattani Thailand, Moro Filipina, Palestina, Suriah, Afghanistan, dan negara muslim lainnya,” tegas Ricky.
Dalam beberapa hari terakhir, China dihujani berbagai kritik dari masyarakat dunia atas perlakuan mereka yang dianggap menindas sejumlah besar warga Uighur, kelompok minoritas Muslim negeri itu, antara lain dengan menahan mereka di kamp-kamp khusus.
Baca Juga: Bulog: Stok Beras Nasional Aman pada Natal dan Tahun Baru
Pada Agustus 2018, sebuah komite PBB mendapat laporan bahwa hingga satu juta warga Uighur dan kelompok Muslim lainnya ditahan di wilayah Xinjiang barat, dan di sana mereka menjalani apa yang disebut program re-edukasi, atau pendidikan ulang. (L/Ais/B05)
Mi’raj News Agency (MINA)